Monday, November 28, 2005

...for whatever reason...

Hari ini, JJ mau berterima kasih.
Sama semua orang yang udah nemenin JJ dua hari ini dan membuat JJ kembali bahagia.

Smukiez Choir, untuk penampilan yang lucu dan menggemaskan tadi pagi.

Renata Raissa, untuk sejuta senyum manis yang bisa membuat JJ ikutan senyum tanpa harus mikir lagi.

Elita Wibisono, untuk semua pertanyaan "JJ kenapa?" beberapa hari ini, dan untuk perhatian tulus yang ada.

Amelinda Angela, untuk menjadi pasangan candle yang imuuttttt. ^^

Stella, untuk sebuah pesta yang tak terlupakan.

Andrew Hanitio, untuk jokes khas yang membuat JJ ketawa.

Astrid Anggraeni, untuk kekaguman JJ buat penampilan yang sempurna.

Brie, untuk segalanya. You're always the best.

Marv, untuk phonecallnya tadi malam. Thanks. Miss u too.

Richard, untuk VCD Evangelion yang JJ suka banget. Hari Selasa, ya?

Z, untuk cintanya.

Dan untuk semua orang lain yang dua hari ini telah mewarnai perjalanan JJ merajut untaian rindu, terimakasih.

JJ nggak akan ada disini dan menulis posting ini jika tidak ada kalian.

Terimakasih.

--balthazor66

Saturday, November 26, 2005

...thoughts on a rainy day...

Hari ini hujan seharian.

Dan jujur gue terimakasih berat sama langit yang udah nurunin hujan itu sepanjang hari ini, dari pagi sampe sekarang. Grateful, truly grateful. Nggak ada hari lain seindah hari ini. Sincerely, gue berterima kasih.

Hasilnya? Gue melewati hari ini dengan merenung, sambil sekali-sekali makan pudding cokelat superlezat bikinan Oma gue, juga sambil sibuk nontonin VCD Evangelion-nya Richard secara maraton. Yet I spend my entire morning and afternoon today mostly by thinking, a lot. Dan akhirnya jadi kepikiran aja beberapa hal, beberapa memori, yang sempet bikin gue nangis bombai barusan.

Well… Setelah gue pikir-pikir lagi, ternyata gue sama sekali nggak kenal sama diri gue sendiri…

Dulu, semua orang kenal gue sebagai seorang JJ yang gila, cenderung hedonis. JJ yang ndut. JJ yang konyol. JJ yang walau ngakunya melankolis tapi nggak pernah keliatan bisa ngerti yang namanya sedih, yang jarang banget bisa dibikin nangis. JJ yang selalu ceria, selalu senyum, selalu optimis, childish, kadang meledak-ledak, eksplosif, tapi juga JJ yang selalu menghargai temen-temen yang ada di sisinya. Dulu, tiap kali ada yang lagi sedih, lagi punya masalah, hampir selalu larinya ke gue, cuma dengan alasan kalo mereka percaya gue bakalan bisa bikin mereka semua yang lagi sedih ketawa lagi, sekalian ngasih solusi yang tepat buat mereka tentang masalah mereka itu. Well, bukannya sok penting atau apa ya, tapi emang begitu kenyataannya. Though I don’t even understand why.

Dan gue tekankan disini ya, kalo dulu, I wasn't POPULAR. I was, I am, and I will always be, ORDINARY. Dan nggak pernah terpikir buat gue untuk berusaha naik ke pucuk stratifikasi sosial komunitas sekolah dan jadi populer, 'coz trust me, I don’t even wanna think about it.

Dulu, gue bahagia, barengan sama orang-orang yang sayang sama gue, sesayang gue sama mereka. Gue masih inget sama semua kebersamaan itu, dimana gue bisa ketawa bareng sama mereka, ngabisin waktu berjam-jam cuma buat bisa gather sama mereka, barengan, share stories, share jokes, and laugh… Saat-saat dimana gue banting tulang setengah-mati sama mereka, kerja bareng buat Students Council, dari IHO, Christmas Celebrations, Class Meetings, sampe Arts Festival… Saat-saat kita ngumpul buat rapat mingguan tiap Kamis pulang sekolah di 8.4, lanjut ke 9.3… Saat-saat gue nongkrong sama mereka di cafeteria, ngobrol, ketawa-ketawa, gabung sama the so-called afterskoolcommunities sambil nungguin ujan berenti… Fiuh… Those treasured memories are still here, in my head, and they won't ever be forgotten… Memories dimana gue masih menjadi JJ yang lama, JJ yang dulu, JJ yang pre-smukie, JJ yang dulu selalu ngeliat hidup sebagai tumpukan hari esok yang nggak berkesudahan dan nggak pernah mikir tentang masa depan…

Jujur… Gue pengen kembali jadi JJ yang itu.

Soalnya, kalo dipikir-pikir, gue nggak kenal sama sekali sama sosok JJ yang ada di diri gue sekarang.

Sekarang gue ngerasa kalo gue sendirian. Dan gue berubah, banget. Semua orang bilang gue udah tambah dewasa. Tapi gue malah ngerasa kalo gue jadi suram, jadi sensitif, jadi ANEH. Nggak kayak gue yang dulu. Sekarang gue ANEH. Dan gue nggak ngerti kenapa.
Yah, mungkin gara-gara faktor usia sama lingkungan juga kali ya… Cuma tetep aja, gue ngerasa kalo gue berubah banget. Gue udah nggak bisa lagi ketawa-ketawa kayak dulu. Udah nggak bisa lagi gila-gilaan kayak dulu. Nggak bisa lagi becanda, nggak bisa lagi ngelepasin semuanya dan jadi diri sendiri. Dan sekarang gue banyak nangis. Gue banyak sedih. Even little things make my cry. Hidup yang dulu gue jalanin dengan head held up high sekarang malah bikin gue jatuh. Corak full-color yang dulu mencoret-coret hidup gue udah nggak warna-warni lagi; semuanya udah luntur, jadi tinggal tumpukan garis abu-abu yang kelabu.

JJ si tukang ketawa gila-gilaan yang dulu udah nggak ada. Udah pergi. Dan sekarang yang ada adalah seorang JJ yang perenung, yang pemikir, yang aneh, yang merasa gila.
Nggak tau kenapa ini kejadian sama gue. Nggak ngerti. Sejuta pressure yang neken gue dari sekitar bikin gue pengen teriak dan lari… Nggak tahan aja sama semuanya… Pengen balik ke saat-saat dulu, dimana semuanya seneng, dan gue ngerasa kalo I do belong there… Soalnya sekarang gue ngerasa kayak hidup di tengah-tengah sebuah lingkungan asing yang isinya serigala berbulu domba. Semuanya penuh pura-pura, hypocritically pretentious, dan nggak nerima… Yang akhirnya bikin gue nggak ngerti, apa yang lagi terjadi… Semuanya kayak menudingkan jari telunjuk mereka ke gue dan bilang kalo gue salah, gue jelek, gue hina, gue buta… padahal gue nggak ngerti salah apa gue sama mereka… Nggak ngerti aja, gitu… Kenapa semuanya ngerasa eksistensi gue nggak perlu ada…

Yah, I know, I'm not perfect. But who the fuck is, now I ask you???
Fiuh.

Kenapa ya, gue bisa berubah sejauh ini?

Gue nggak mau. Gue nggak rela. Gue mau diri gue yang dulu…

Gue cuma mau bahagia, sebagaimana mestinya. Sebagai manusia, yang hidup di dunia, dan butuh cinta…

Go on, curse me, insult me… Tell me I'm wrong, tell me I don’t belong…

Dammit. I'm really crying now.

--balthazor66

Friday, November 25, 2005

...ergh...

Fiuh. I was just wondering... Kenapa ya belakangan ini temen-temen gue banyak yang berantem??

Well, bingung aja, gitu. Belakangan ini gue sering banget ngedenger temen-temen gue bilang kalo dia lagi punya masalah sama orang, entah itu temennya, sodaranya, musuhnya, bahkan orang-orang lain yang statusnya masih nggak jelas siapanya. Even sampe ada juga beberapa orang temen yang bilang kalo ternyata gue juga lagi begitu, lagi sebel sama orang-orang, lagi sibuk ngomongin orang-orang padahal honestly gue nggak ngerasa begitu.

Some people say that I talk about other people too fuckin' much for my own good.
Well, maybe they're right. I talk about people. But I also have limits. And I will never cross that line for something unjustified.

Gue nggak pernah menghasut orang untuk selalu ikut dengan ideologi gue. Dan kalo ada orang yang cerita kalo dia lagi bermasalah sama seorang yang lain, gue akan ngedengerin, lalu memberikan pendapat gue, TIDAK DENGAN MAKSUD MENGHASUT. Well, beberapa orang yang gue kenal mempraktekkan cara itu, dan jujur gue nggak suka, dan nggak pernah melakukan itu. I swear, se-swear-swear-nya, NGGAK PERNAH.

Entah kenapa semua orang di sekitar gue lagi seneng-senengnya benci sama orang lain dan marah-marah.

Fiuh.
Nggak ngerti.

Sorry, guys, kalo selama ini ada yang ngerasa lagi disebelin sama gue. Sori. Trust me, gue nggak begitu. Dan gue tetep minta maaf kalo lo ngerasa gue sebel sama lo, gue suka ngomongin lo, dan lain-lain. Gue juga selalu ngoreksi diri. So forgive me if I do something wrong.

Gue juga minta ke lo smua, guys, yang ngerasa lagi sebel sama orang... Jangan dipendam lama-lama, yah? Kan nggak enak kalo sebel sama orang... Apalagi dendam... Please, soalnya gue juga mulai pusing kalo lo semua mulai cerita sama gue tentang itu dan minta gue berpendapat... Karena gue takut kalo pendapat gue itu bakalan memicu salah paham lagi...

Fiuh.
What a day.

Jadi bingung...

--balthazor66

Sunday, November 20, 2005

...i'm happy...

aku bahagia,

melewati sehari dengannya

senyumnya,
tawanya,
genggaman hangat tangannya,
seakan masih terasa ada

guncangkan isi semesta dengan getaran topan cintanya

hari ini berharga
terlewati berdua saja
dan detik waktu yang berlalu takkan lewat sia-sia

karena aku mencintainya

aku bahagia,

melewati sehari dengannya


Aku bahagia. Terimakasih.
Dan tak akan aku meninggalkanmu. Aku janji.

--balthazor66

Saturday, November 19, 2005

...stupid, i guess...

Phew. Stupid me, ruining things up.

Ergh.

I'm jealous. Yes, I really am. Jealous of what I see, jealous because I know the person I love is no longer standing with me.

I'm jealous. I really am.

But is it wrong to cry? Is it wrong to smash my head onto the wall and die?

Why on earth do I have to smile and let everything fly?

I'm crying right now while typing this shit. With no one to wipe those tears away.

I'm alone.

Is it wrong to cry, guys?? Is it wrong to act like a fool when something goes astray and you don't want that to happen?

And is it wrong to be jealous??

God. Whatever. I just wanna let myself cry and die.

--balthazor66

Wednesday, November 16, 2005

...love you...

Love you.
Love you.
Love you.
Love you.

Love you, if that's all I can do.
Love you, if nothing more's worth anything to you.
Love you, if it's through.
Love you, and it's true.

I've got nothing else to say.
Love you.
Love you.
Love you.

--balthazor66

Tuesday, November 15, 2005

...getting myself back at work...

Hey, y'all! I'm back!! =]

Fiuh… Those laboring days of hard work finally paid off with a spectacular holiday. New Zealand's fantastic, I tell you, what with those breathtaking view and all that… But basically the thing that makes me happy was that I got to see some new environment, a lush, splendid GREEN one, and interact with a new society, the one that has sincere smiles stuck on everybody's faces. I felt peace during the eight-day visit, and learned a lot, truly. And it kills me to realize that in the end I still have to get my butt back to J-Town, eventually.

So, now here I am, with renewed passion and regained strength, ready to face yet another long period of work and self-laboring, I guess…

Eniweiz… Firstly, gue mau menyapa all you guys readers out there yang mungkin selama semingguan lebih belakangan aga2 sebel nungguin posting terbaru gue. Sorry guys, gue bener-bener nggak bisa nge-post apa-apa selama liburan, secara Internet disana mahal, dan gue juga nggak langsung nge-post as soon as gue balik soalnya nggak ada waktu juga, gitu. Baru sekarang aja gue bisa nyulik sedikit waktu buat nulis. Hehehe. Sorry. guys. Padahal udah kangen banget nge-post lagi looo… Beneran…
Trus… Hidup gue secara garis besar udah mulai kembali seperti biasa sekarang. Jeez, funnily enuff, I've been back for only like four days! Tapi anehnya gue langsung diserbu sama timbunan kerjaan yang makin lama makin banyak, ditambah ulangan-ulangan yang udah ngantri dengan manis sepanjang minggu depan, plus lagi jadwal kegiatan luar skul yang membanjir tiba-tiba. Fiuh. Cape, deh. Baruuuu aja balik dari liburan udah dikasih segunung kerjaan. Udah gitu sekarang ituuu adalah tiga mingguan menjelang final exams, jadinya yah emang udah takdirnya kerjaan jadi ikutan menggila. Gue cuma aga2 nggak terima aja, gitu. How life can change directions so quickly. Bingung…

Oh ya. Mumpung lagi ada waktu nulis, gue pengen cerita-cerita dikit neh, guys…
You know what, nggak tau kenapa, tapi sepulangnya gue dari NZ, gue ngerasa kalo gue harus lebih menghargai hidup. Kenapa? Karena selama delapan hari disana, gue ngeliat sesuatu yang beda banget dari apa yang biasa gue liat disini. They way the people there treat their surroundings and preserve their environment touch my heart, gitu. Keliatan aja kalo mereka bener-bener menghargai apa yang ada di sekitar mereka, apa yang hidup di sekitar mereka dan harus mereka jaga sebaik-baiknya. Orang ada kucing nyebrang jalan aja ditungguin ampe macet, gitu, tanpa diringin teriakan bunyi klakson yang tat-tet-tat-tet gitu. Disini mana mungkin? Ada juga tu kucing dilindes abis kale. Tumbuhan juga begitu. Di kota besar aja ada banyak taman bunga yang dibikin khusus buat hiasan, dan di trotoar-trotoar juga banyak bunga-bunga ditanemin biar bagus. Dirawat dengan baik pula. Disini? Boro-boro.

Gue juga ngeliat kalo orang-orang disana itu juga care banget sama sesama mereka. Selalu senyum sama orang-orang yang berpapasan sama mereka, nggak sungkan ngebantu orang yang lagi dapet masalah, dan sebagainya. Mungkin secara NZ itu penduduknya sedikit, dan tingkat keamanannya tinggi banget, jadi orang-orang disana udah bisa hidup damai kali ya? Mereka sama sekali nggak curigaan sama strangers di jalanan. Baik bangeeet, gitu. Dan gue ngerasain bener hal ini. Sering banget, kalo lagi iseng jalan-jalan di sana, muter-muterin kota sambil window-shopping, pasti aja ada orang yang ngajakin gue ngobrol, entah muda entah tua. Mungkin karena mereka ngeliat tampang Asia gue kali ya, jadi terdorong buat nanya-nanya gue turis darimana. Gue yang udah biasa masang curiga mode on ke orang asing gara-gara banyak orang mencurigakan di J-Town sempet kagok juga sama kebiasaan orang NZ yang satu ini, tapi lama-lama gue kebiasa juga koq. Ngobrol sama mereka asik banget ernyata. Dan gue jadi nyadar kalo di NZ emang hampir nggak ada orang jahat.

Ngeliat betapa asrinya, betapa indahnya NZ itu, dan betapa seriusnya usaha orang-orang disana buat tetap ngejaga semua keindahan yang ada itu, membuat gue sadar kalo gue harus lebih menghargai hidup. Soalnya gue ngerasa kalo selama ini gue udah terlalu sering nggak mau ambil pusing sama keadaan lingkungan sekitar gue. J-Town udah rusak berat, dan orang-orang disana juga nggak pernah punya kesadaran buat sama-sama memperbaiki itu, jadi secara nggak langsung mental mereka juga terbentuk buat nggak peduli sama keadaan lingkungan. Nah, begitu gue mampir ke NZ en ngeliat semuanya itu, gue jadi nyadar kalo ternyata peduli sama lingkungan itu penting banget.

Jadi sekarang mungkin gue akan mulai belajar buat berusaha nggak buang sampah sembarangan lagi.
Hahahaha. Lucu juga.

Lastly, a couple of shout-outs… Z, miss you sooooo damn much. Nggak koq, semuanya yang dulu itu nggak salah. Bener banget, malah. Thanks a million for the meaningful sms… ReRe, makasih buat calming wordsnya di blog kamu! Really appreciate it… Richard, jangan lupa VCD Evangelionnya, hehe… Myra n Ronny, kangen neh jalan-jalan malem di NZ… Dan yang terakhir, buat beberapa orang di luar sana yang ngerasa udah berbuat cukup kejam ke gue, whoever you are, gue nggak tau kenapa lo semua bisa begitu sama gue, tapi yang jelas, gue yakin gue nggak sejelek itu… Terserah lo mau ngomong apa…

Selamat hari Senin, guys! Luv yah.

--balthazor66