Saturday, November 26, 2005

...thoughts on a rainy day...

Hari ini hujan seharian.

Dan jujur gue terimakasih berat sama langit yang udah nurunin hujan itu sepanjang hari ini, dari pagi sampe sekarang. Grateful, truly grateful. Nggak ada hari lain seindah hari ini. Sincerely, gue berterima kasih.

Hasilnya? Gue melewati hari ini dengan merenung, sambil sekali-sekali makan pudding cokelat superlezat bikinan Oma gue, juga sambil sibuk nontonin VCD Evangelion-nya Richard secara maraton. Yet I spend my entire morning and afternoon today mostly by thinking, a lot. Dan akhirnya jadi kepikiran aja beberapa hal, beberapa memori, yang sempet bikin gue nangis bombai barusan.

Well… Setelah gue pikir-pikir lagi, ternyata gue sama sekali nggak kenal sama diri gue sendiri…

Dulu, semua orang kenal gue sebagai seorang JJ yang gila, cenderung hedonis. JJ yang ndut. JJ yang konyol. JJ yang walau ngakunya melankolis tapi nggak pernah keliatan bisa ngerti yang namanya sedih, yang jarang banget bisa dibikin nangis. JJ yang selalu ceria, selalu senyum, selalu optimis, childish, kadang meledak-ledak, eksplosif, tapi juga JJ yang selalu menghargai temen-temen yang ada di sisinya. Dulu, tiap kali ada yang lagi sedih, lagi punya masalah, hampir selalu larinya ke gue, cuma dengan alasan kalo mereka percaya gue bakalan bisa bikin mereka semua yang lagi sedih ketawa lagi, sekalian ngasih solusi yang tepat buat mereka tentang masalah mereka itu. Well, bukannya sok penting atau apa ya, tapi emang begitu kenyataannya. Though I don’t even understand why.

Dan gue tekankan disini ya, kalo dulu, I wasn't POPULAR. I was, I am, and I will always be, ORDINARY. Dan nggak pernah terpikir buat gue untuk berusaha naik ke pucuk stratifikasi sosial komunitas sekolah dan jadi populer, 'coz trust me, I don’t even wanna think about it.

Dulu, gue bahagia, barengan sama orang-orang yang sayang sama gue, sesayang gue sama mereka. Gue masih inget sama semua kebersamaan itu, dimana gue bisa ketawa bareng sama mereka, ngabisin waktu berjam-jam cuma buat bisa gather sama mereka, barengan, share stories, share jokes, and laugh… Saat-saat dimana gue banting tulang setengah-mati sama mereka, kerja bareng buat Students Council, dari IHO, Christmas Celebrations, Class Meetings, sampe Arts Festival… Saat-saat kita ngumpul buat rapat mingguan tiap Kamis pulang sekolah di 8.4, lanjut ke 9.3… Saat-saat gue nongkrong sama mereka di cafeteria, ngobrol, ketawa-ketawa, gabung sama the so-called afterskoolcommunities sambil nungguin ujan berenti… Fiuh… Those treasured memories are still here, in my head, and they won't ever be forgotten… Memories dimana gue masih menjadi JJ yang lama, JJ yang dulu, JJ yang pre-smukie, JJ yang dulu selalu ngeliat hidup sebagai tumpukan hari esok yang nggak berkesudahan dan nggak pernah mikir tentang masa depan…

Jujur… Gue pengen kembali jadi JJ yang itu.

Soalnya, kalo dipikir-pikir, gue nggak kenal sama sekali sama sosok JJ yang ada di diri gue sekarang.

Sekarang gue ngerasa kalo gue sendirian. Dan gue berubah, banget. Semua orang bilang gue udah tambah dewasa. Tapi gue malah ngerasa kalo gue jadi suram, jadi sensitif, jadi ANEH. Nggak kayak gue yang dulu. Sekarang gue ANEH. Dan gue nggak ngerti kenapa.
Yah, mungkin gara-gara faktor usia sama lingkungan juga kali ya… Cuma tetep aja, gue ngerasa kalo gue berubah banget. Gue udah nggak bisa lagi ketawa-ketawa kayak dulu. Udah nggak bisa lagi gila-gilaan kayak dulu. Nggak bisa lagi becanda, nggak bisa lagi ngelepasin semuanya dan jadi diri sendiri. Dan sekarang gue banyak nangis. Gue banyak sedih. Even little things make my cry. Hidup yang dulu gue jalanin dengan head held up high sekarang malah bikin gue jatuh. Corak full-color yang dulu mencoret-coret hidup gue udah nggak warna-warni lagi; semuanya udah luntur, jadi tinggal tumpukan garis abu-abu yang kelabu.

JJ si tukang ketawa gila-gilaan yang dulu udah nggak ada. Udah pergi. Dan sekarang yang ada adalah seorang JJ yang perenung, yang pemikir, yang aneh, yang merasa gila.
Nggak tau kenapa ini kejadian sama gue. Nggak ngerti. Sejuta pressure yang neken gue dari sekitar bikin gue pengen teriak dan lari… Nggak tahan aja sama semuanya… Pengen balik ke saat-saat dulu, dimana semuanya seneng, dan gue ngerasa kalo I do belong there… Soalnya sekarang gue ngerasa kayak hidup di tengah-tengah sebuah lingkungan asing yang isinya serigala berbulu domba. Semuanya penuh pura-pura, hypocritically pretentious, dan nggak nerima… Yang akhirnya bikin gue nggak ngerti, apa yang lagi terjadi… Semuanya kayak menudingkan jari telunjuk mereka ke gue dan bilang kalo gue salah, gue jelek, gue hina, gue buta… padahal gue nggak ngerti salah apa gue sama mereka… Nggak ngerti aja, gitu… Kenapa semuanya ngerasa eksistensi gue nggak perlu ada…

Yah, I know, I'm not perfect. But who the fuck is, now I ask you???
Fiuh.

Kenapa ya, gue bisa berubah sejauh ini?

Gue nggak mau. Gue nggak rela. Gue mau diri gue yang dulu…

Gue cuma mau bahagia, sebagaimana mestinya. Sebagai manusia, yang hidup di dunia, dan butuh cinta…

Go on, curse me, insult me… Tell me I'm wrong, tell me I don’t belong…

Dammit. I'm really crying now.

--balthazor66

1 comment:

Meevia said...

JJ!
toss.. gua juga ngerasain apa yang lo rasa kok. kesendirian dalam keramaian. merindukan apa yang menjadi diri qta dulu. but, life must goes on kan?
dan, inget, J. hal terpenting dalam hidup, bukanlah menjadi populer, tapi tertawa dan menangis bersama orang2 yang elo sayang dan menyayangi elo.
masa lalu udah lewat, J. engga akan terulang, maka biarkan masa lalu itu hidup dalam kenangan lo. kenanglah sekali-kali, tapi elo hidup untuk saat ini.
jiayou^^

*~mya