Sunday, June 26, 2005

...oh yeah, oh yeah...

Oh yeah, oh yeah!! Guess what, guys, I think I've been strangely--errr, what's the word--revitalized right now. Hahaha. Dunno why, but all the things that's been happening this past few days had really brought me back in the mood. Thankfully. No more bluey-bluey, no more melancholy, now I'm officially back!!! ^^

Jadi gini, guys… Inget posting yang waktu itu bilang gue lagi super duper bete? Nah, ternyata, it turned out, tepat besoknya, sehari setelah segala rentetan serangan mood ancur itu sukses menimpa gue, gue jalan-jalan ma beberapa orang temen lama gue di PS a.k.a Plaza Senayan. Inilah yang mainly bikin gue seneng lagi, secara udah lama banget nggak jalan sama mereka en kangen aje, gitu. Yah, basically kira-kira jam dua belas siang gue cabut dari skul abis latian nyanyi rutin yang biasa buat langsung nemplok ke PS, en nyampe setengah jam kemudian. Langsung menemukan temen-temen gue lagi dengan kejamnya makan rame-rame di The Spaghetti House tanpa bilang-bilang gue yang waktu itu lagi starving, sempet ngedumel bentar, tapi langsung berubah nyengir waktu kita udah pada mulai jalan-jalan. Honestly, I had fun. Secara banyak terjadi scenes yang cukup laughable, especially that part when they were trying to do some drastic, feminnine-minded makeover to the ever-masculine Christy! Hahaha… that was like soooooo silly…Mereka tarik-tarikan sambil tereak-tereak di depan butik Mango; Arlene en Yola maksain Christy buat masuk ke changing room dengan rok en tanktop berwarna ngejrenk di tangan mereka sementara Christy dengan stubborn-nya nyangkol di railing pinggiran gitu saking nggak maunya, sambil diliatin ma mbak-mbak penjaga butik dan ditontonin Karina en gue yang nyantai menyaksikan di pinggiran sembari nggak berenti ketawa. Hahaha. Lucu banget.

O iya, di Duta Musik gue juga sempet ketemu sama Mario [Itu tuhhh, sang jenius 3IPA yang baru aja lulus…] yang lagi pergi barengan ma, guess who, FELICIA LITYO!!! Wuaaa… Wassup sis? Long time no see… Kenapa ya, koq gue jadi somehow suspicious ma lo en Mario… Apalagi perginya itu barengan ma Marbio, adeknya Mario, yang juga beduaan ma satu cewe tak dikenal yang ehem lumayan cakep… Waahhh… Doubledate-kah? Ahemm… Perlu disediki nih kayaknya ^^

Teruuuss… Setelah beberaoa saat muter-muter tanpa arah di sana, akhirnya kita semua memutuskan buat settle down di Starbucks Sogo. Gue langsung mesen Cheesecake, secara belom makan dari pagi gitu [cuma puas makan angin melodi doremifasol gara-gara buka mulut kegedean pas nyanyi ^^] dan abis itu kita semua ngobrol-ngobrol. And you know what, guys, somebody really caught my eye. Karina. Omg, wa it only me, or was she really turning into a very beautiful young lady? I mean, wow, yeah I've realized for a damn long time that she had had that beauty in her, and yes I had been praising her for that for like the umpteenth time ever since we got to know each other, but… like, I don’t know, I somehow felt like there was something new radiating from her that day. It felt like… Hadoh. Susah banget deh ngejelasinnya. Pokoknya intinya kemaren itu Karina sumpah cantik banget. Cantiknya beda, gitu. Dewasa aja ngeliatnya. Hehehe. Beneran. Nggak lago ngegombal nih, guys. Tapi beneran, she really caught my eye. Duh, jadi malu. ^^

Yahh… gitu deh. Jadi intinya I had a really good time with them. So, dearest folks, Arlene, Yola, Karina, n Christy… You ROCK, guys!! ^^ Can't wait to hang-out with you guys again…
Hadohh… Sekarang gue lagi good mood banget neh guys… Sumpah, nggak tau juga napa, tapi kayaknya finally gue bisa get over with all those things that have been phunking my mind for days… Phew… What a relief!! Apalagi liburan masih puanjuaaaaaaaaaang banget, n I think I'll be trying my best to enjoy it while I can.

Damn delicious home-made chocolate pudding!! ^^ Just can't get enough of it, man…
Luv yah.

PS: To NEJA… WHERE THE HECK HAVE YOU BEEN, BIG SIS?? Koq nggak kedengeran kabarnya seeeh??

--balthazor66

Tuesday, June 21, 2005

...farewell...

senyummu lautan biru
kian lenyap menghanyutkanku
dalam palung tak berdasar yang kugali sendiri karenamu

tapi kau membunuhku
dengan tiap sayat kesempurnaan
tuntutanmu pada rasaku

membuatku tidak mengerti apa jua yang kau cari

maka biarlah
hati ini terpecah lagi

mungkin lebih baik kita jalan sendiri-sendiri

dan tentang kisah ini
biarlah kubawa sampai mati
jika kau tak sudi kuajak berbagi

namun tak ada penggantimu di dalam sini

selamat tinggal!

...about saying sorry...

Well… before I jump into topic, first thing first, I guess. The awful fact, guys: this afternoon I just found out that not only some of my closest pals at school are taking the IPA program, meaning to say that they are certainly not gonna be my future classmates ever again in Smukie, even though earlier they had promised to take the IPS program instead together with me [You hear that Stella?? Ergh… Can’t believe this is happening], but some of them are also moving out to other schools!!

Phew. Guess life is going to get even rougher now.

I mean, nyesekin aja, gitu, ngeliatnya. Apalagi dalam kasus Stella ini, yang maunya IPS tapi, surprise surprise, disuruh ortu [as always] buat masuk IPA gara-gara nilainya cukup. And she’s not the first one to experience that kind of stuff. Beberapa orang lagi juga begitu, koq. Chui, misalnya. Bonar. Astrid. Dan masih banyak lagi. Personally gue juga pernah ngalamin itu, koq. Pertama-tama masuk Smukie, bokap udah setengah mati maksain masuk IPA, sementara gue nggak mau. Untung aja sekarang doi udah nyadar, ato mungkin give up kali yah, ngeliat betapa stubborn-nya anaknya dalam mempertahankan pendapat [cieeee, jadi memuji diri sendiri].

Yah, gitu deh. This is why I keep on saying life isn’t always as unbiased as it seems.

Teruuuusss… you know what, guys, somebody said sorry to me a few days ago. And not just an ordinary sorry, but lotsa them, and sincerely so. Dia, yang predictably adalah my someone special, si Z, nulisin beberapa baris kata-kata yang kayaknya lirik lagu gitu buat gue, yang isinya adalah permintaan maaf atas semua yang pernah dilakuinnya ke gue, terutama tentang one certain phone call beberapa hari lalu yang penuh dengan keemosian meledak-ledak kita berdua yang ujung-ujungnya jadi berantem hebat gitu. Beberapa baris yang paling bikin gue terharu adalah baris yang dimana dia nulis kalo dia minta maaf udah nyakitin gue selama ini, dan gue harus tau kalo waktu gue ngerasa dia nyakitin gue, dia juga lagi nyakitin diri dia sendiri. Sorry for not being perfect. Sorry for everything. Dan dia menulis itu semua tanpa kepuitisan, malahan lebih kayak nulisin kata hati yang polos, jujur, namun ngena banget di hati, gitu.

Jujur, waktu gue baca itu, gue langsung spontan burst into tears on the spot.

Hadoh. Nggak tau napa gue tiba-tiba jadi cengeng gini. Nggak ada niat buat nangis juga sebelum gue baca itu. Tapi ya entah kenapa begitu gue baca, like, ada kayak satu sudden rush of memories gitu, dimana dia seakan jadi malaikat buat gue, dan gue dengan jahatnya malah kadang nyakitin dia dengan sikap gue yang jelek. Tapi dia seakan tulus aja nerima semua itu. Malahan sekarang dia minta maaf karena udah nyakitin gue, satu hal yang baru dia lakuin beberapa hari yang lalu dengan kejamnya, padahal gue tau banget gue pernah jauh lebih jahat dari dia waktu dia masih jadi milik gue.

Gue trenyuh. Tersentuh. Sama kebaikan dia, sama ketulusan hati dia, sama semuanya… Dan gue bener-bener nyesel udah pernah nyakitin dia berulang kali dengan egoisnya waktu itu.
Apalagi sekarang dia udah bener-bener berlalu dari gue. Disaat gue masih bener-bener tergila-gila sama dia, dia pergi.

And it hurts, knowing the fact that this time my chances to bring my love back are no longer available.

So, for Z… I’m sorry, terribly sorry, for everything I’ve done to you… For the bad times… And for all… And thanks, thank you so much, for everything you’ve done to me… I’ll be wishing you happiness, and love… Hope you’ll meet someone who’s better than me… But remember one thing: I will always love you… You’re just the best I’ve ever had… And I’ll always be waiting for you, to come back, as long as there are chances, and hope…

Duh… mata gue udah mulai basah lagi nih… Kayaknya segini aja dulu deh…

In the end, guys, hari ini gue diajarin bahwa sebuah kata maaf itu bisa bener-bener berarti, kalo diomongin dengan tulus, dari hati yang paling dalam… I’ve experienced it, and I believe in it… Jadi, siapapun yang berfikir kayak Tao Ming Tse yang bilang kalo maaf ada gunanya trus apa gunanya polisi, well, I suggest that you have a ponder on that.

Hahahaha. SELAMAT LIBURAN!! Luv yah.

--balthazor66

Sunday, June 19, 2005

...and so it is...

Uhmmm… how should I begin this post? Yes, guys, report cards were distributed today, and, well, to be honest, I wasn’t exactly all too thrilled or even hyped up about it. Proud, of course, since I successfully got into the IPS program ever so smoothly [Hahaha, dunno why, but I just feel so satisfied with it] but obviously not that happy. And why is that so? Because my friends, my closest ones, I might add, aren’t actually as lucky as I am in dealing with this crazy thing called penjurusan. Some of them didn’t even have a single chance in trying at all, since they failed in their grades to proceed, in other words nggak naek kelas. And I’m so incredibly sorry for them, you know.

Begini, guys… Tadi pagi jam tujuh gue nyampe skul tercinta dengan jantung sedikit berdebar dan mata setengah nutup-nutup gara-gara ngantuk, dalem hati ngutuk-ngutuk kenyataan pahit kalo semua kebahagiaan dan derita ini bakalan officially berakhir bentaaaaaaar lagi. Melangkah masuk lobby dengan langkah gontai, sempet grogi bentar gara-gara inget rambut baru gue yang sedikit akan dimusuhi oleh guru-guru, teruz langsung naek tangga yang biasa itu ke lantai dua buat nyamperin my soon-to-be-ex-class X-F. Nah, belum juga nyampe ke tujuan, Ivan sang ketua kelas jenius udah nyamperin gue halfway reaching my destination buat nyampein satu kabar buruk: ada dua orang di kelas gue yang nggak naek. Dan respon pertama gue pas ngedenger itu adalah bertanya “Tapi bukan gue kan??” dengan hati ketar-ketir. Untungnya jawabannya adalah sebuah gelengan kepala dan lontaran kalimat “Nggak, tapi si Itu dan Ini!” [sorry nih guys, namanya mesti disamarin]. Tentu donk gue kaget setengah mati ngedengernya, apalagi kedua orang empunya nama yang disebut si Ivan itu termasuk orang yang cukup sering ngobrol sama gue, yah, lumayan deket larr sama gue. Terang aja gue sempet spontan sedih gitu, sambil ngelanjutin jalan ke kelas sementara dalam hati gue mulai nebak-nebak, jangan-jangan kuping gue yang rada-rada bermasalah.

Tapi sayangnya ternyata nggak ada yang salah sama pendengaran gue. Setelah gue konfirmasi sama beberapa temen sekelas yang laen sesampenya gue di ruangan X-F tercinta, ternyata emang bener dua orang itulah yang nggak naek. Salah satu dari mereka nggak hadir tadi pagi, entah kenapa, sedangkan [cieee, sedangkan kooo..] yang satunya lagi, sebut aja si R, dateng, duduk di tempat duduknya yang biasa di sudut pojok kelas sambil nunduk. Sempet prihatin gitu ngeliat dia murung-murung gitu, sempet juga ngomongin tentang hal itu sama Rere yang kebetulan juga sama prihatinnya sama gue, dan tiba-tiba bencana sesungguhnya datang menghampiri. Bapak Wali Kelas tercinta, Pak Jo-Un alias Pak UW masuk kelas sambil bawa dua tumpukan; yang satu tebel, isinya majalah PETRA edisi breakthrough yang cukup keren, yang satunya lagi rada tipis en polos, itulah rapotnya.

Omigod. Baru di sini jantung gue serasa ampiiiiir copot.

Gue nungguin Jo-Un manggil-manggilin nama penghuni kelas satu-persatu berdasarkan abjad buat dikasih rapotnya dengan deg-degan campur nggak sabaran. Agneeeeess… Albeeeeeeert… Andreaaaaassss… Andreeeeeew… on and on and on, sampe akhirnya tibalah giliran gue. Waaaahhh, guys, ternyata, it turned out kalo nilai-nilai gue nggak jelek-jelek amat. I only failed one subject, and that is the almighty Physics, so I guess there’s nothing to be ashamed of. Hahahaha. Dan jadilah gue masuk IPS dengan sukses dan membanggakan! Yay!!! ^^

Tapiiiii… ada beberapa hal yang rada nyesekin buat gue.

Pertama, Chui keliatan depressed banget waktu dia nerima rapotnya. Yah, gue ngerti sih kenapa dia begitu, soalnya kan dia masih berusaha optimis bakal masuk IPA walaupun dia yakin banget bakalan nggak bisa masuk. Dan dia kayak langsung burst to tears gitu begitu ngeliat nilai-nilainya yang emang rada jauh dari batas nilai masuk IPA. Man, just staring her looking all desperate and miserable broke my heart. I mean, waktu di Duyung kemaren gue liat dia udah cukup tegar menghadapi apapun yang bakal terjadi, udah istilahnya masrahin semuanya gitu, cuma sekarang pas hal terburuk itu udah ada di depan mata, ternyata dia emang nggak se-tough itu, gitu. And I truly feel sorry for her, buat kegagalannya, buat masalahnya, buat kesedihannya, buat semuanya… Nggak nyangka hal ini harus beneran kejadian sama dia… Well, masalah sebenernya sih nggak sesederhana itu, cuma gue nggak bisa ceritain semuanya di sini… Nggak enak sekaligus kepanjangan…

So, buat Chui… Jangan sedih terus ya… Inget puisi yang kemaren gue tulis buat lo… Semangat!!! ^^

Trus, yang kedua, si R yang tadi gue sebutin itu, yang nggak naek kelas, tadi itu keliatan lebih miserable lagi. Kelar nerima rapotnya dan beneran di-confirm tentang ketidaknaikannya, dia langsung balik ke tempatnya, mandangin rapotnya sebentar dengan pandangan menerawang, dan akhirnya ngambil HP trus telpon nyokap sambil nangis. Man, gue lebih nggak tega lagi ngeliat dia kayak gitu. Satu karena R yang gue kenal bukanlah R yang gampang nangis; malahan gue belum pernah ngeliat dia nangis sebelum tadi pagi. Kedua karena gue ngerasa itu nggak fair buat dia. Yah, gue tau emang nilainya kurang buat naek kelas, kurang banget malah, tapi dia tuh udah berusaha semaksimal mungkin buat naek, dan kita sekelas ngeliat itu dengan jelas. Kenapa guru-guru nggak, gitu? Kenapa guru-guru nggak bisa ngeliat usaha dia yang mati-matian mau nyelamatin nilai itu dan at least ngebantu dia sedikit biar nilainya nggak merah, gitu? Soalnya dia itu fail di enam subject dan dua diantaranya itu cuma kurang satu poin serta satu lagi dua poin, guys!! Hadoh, nyesekin banget ga seeehh? Dan kenapa guru-guru nggak bisa even bermurah hati sedikit buat ngasih dia kesempatan naek kelas??
Aduhhh… jadi emosi gini… Maksud gue, dia itu udah berusaha, jadi boleh donk dihargai dikit usahanya??

Trus, ya, guys, yang lebih bikin terharu lagi, setelah dia udah bisa nenangin diri en mau beranjak pulang, dia tuh kayak nyamperin kita orang yang saat itu lagi ngumpul bareng dengan muka sedih, terus nyalamin kita satu-satu dengan senyum sportif penuh hati lapang gitu. Senyum malaikat, kata Rere. And yeah, for a split second, I thought he looked like an angel, too. I mean, after all the pain he had to endure, he could still smile a sincere smile like that, gitu. Terharu aja, gitu. Dan gue langsung ikutan nangis pas disalamin sama dia en diomongin gini, “Yah, Je, kita nggak jadi sekelas deh…” secara di Duyung kemaren dia sama gue udah janjian bakal sekelas lagi di XI-IPS taon ajaran depan. Hadoh… sedih banget gue pas dia ngomong gitu dengan senyumnya. Dan gue tuh langsung kayak meluk dia gitu, cuma nggak jadi gara-gara sikon yang terlalu rame sampe nggak ada space buat gerak gitu. Jadinya yah gue cuma nepok-nepok pundaknya sambil terus nyemangatin dia gitu sampe dia akhirnya keluar kelas, dan kita yang masih di dalem spontan nangis rame-rame.
Jadi, buat R [yang katanya sekarang lagi di S’Pore, nggak tau ngapain]… Jangan patah semangat, ya, bro!! Ambil positifnya aja… Tetep berpikir optimis kalo lo itu bisa!! Mungkin aja emang kegagalan ini ada hikmahnya buat lo… Supaya bisa lebih baik lagi dalam bertindak… Inget aja kalo kita semua bakalan terus ngedukung yang terbaik buat lo, oke? Cia you!! ^^

Phew. Jadi sedih nih…

Intinya adalah, hari ini adalah hari kebebasan sekaligus hari yang lumayan bersejarah buat gue. Happy and melancholy at the same time. Melancholy gara-gara hal yang diatas, dan happy karenaaaaa… guess what, guys, gue dapet gebetan baru!!! Hehehehe… Not gonna tell you who yet… Yang jelas dia itu salah satu anggota yang terlibat dalam persiapan HUT Penabur!! Omigod… dia itu cute banget yah ternyata!!! Adorable… Gue sumpah gemes banget sama dia… Lucu gitu… Jadi tadi pas latian gue sempet nyuri-nyuri foto dia gitu, dan hasilnya lucu banget… Hehehehe… Aduh… Jadi malu… Yaaaa, gitu deeee… Hehehehe ^^
Ya udah de. Segitu dulu. Gue uda nggak tau mau nulis apa lagi. Cuma mau ngucapin selamat liburan, dan congrats buat naik kelas dan yang berhasil masuk IPA!! Hehehe… Like I care for the latter… Luv yah.

--balthazor66

Saturday, June 18, 2005

…the memorable class rendezvous…

Waaaaaaaaaaa, gila, guys, gue beneran nggak percaya kalo ternyata akhirnya gue beneran bisa pergi bareng sama seisi penghuni kelas gue!!!!! Omigod, sumpah gue seneng banget!!!!!!!!

Gini loh guys… Selama tiga hari kemaren, dari tanggal 14 sampe 16 Juni, gue barengan sama 24 orang laennya penghuni kelas X-F alias Satoenam berangkat barengan ke Putri Duyung Cottage buat mulai liburan bareng. Yah, pertamanya sih gue rada pesimis acaranya bakalan jadi beneran asik kayak yang bener-bener kejadian setelahnya, secara cuma 25 orang dari total 37 orang yang pergi. Gue mikir, nggak bakalan lengkap aja, gitu. Pasti ada yang ilang dari kesatuan Satoenam kalo yang 12 lagi itu nggak pergi juga. Tapi malahan it turned out to be a fuckin' wonderful trip. Malahan udah masuk nominasi sebagai one of the most memorable trips in my life. Asik banget, memorable, unforgettable… keren banget deh pokoknya!!
Berikut ini bakalan gue ceritain kronologis lengkapnya.

Pertama-tama, tanggal 14-nya, kita semua janjian ngumpul di skul a.k.a Smukie sekitar jam satu siang buat berangkat ke Ancol barengan. Gue nyampe di sana tepat jam satu lewat dua menit, dan ternyata ampir semua orang udah nyampe, nongkrong anteng di kantin sambil maen capsa, lengkap dengan bawaan masing-masing yang terlihat menggunung di tempat duduk keramik di pintu depan skul. Sempet jiper sedikit ngeliatin guru-guru mondar-mandir sambil bawa-bawa daftar nilai sembari ngeliatin rambut baru gue yang barusan di-highlight berwarna flaming red dengan pandangan galak campur ngiri [hahahaha], akhirnya gue berangkat juga ke Ancol, barengan sama Ouwtan, Andrew, Charlie n Ivan desek-desekan di mobil gue yang emang space-nya rada minimalis.

Perjalanannya lumayan cepet, secara tol yang biasanya macetnya bikin emosi tumben-tumbenan lengang banget gitu. Nyampe di Ancol, setelah melalui beberapa rintangan kecil seperti nyasar-nyasar [hehehe, scara gaptek Ancol gitu] akhirnya nyampe juga di cottage Duyung 108 yang adalah markas anak cowo. Tepat di sebelahnya ada Duyung 107 yang jadi markas cewe. Cottage-nya lumayan gede, keliatan baru en mewah gitu, dan letaknya cukup pewe di samping danau plus deket sama semacam gazebo kecil yang ternyata nyaman banget buat dipake ngobrol ampe pagi. Sesampenya di sana gue langsung naro barang di kamar lantai dua yang gede banget itu, trus cabut ke tempat cewe yang emang lebih rame buat ngobrol sama mereka sambil maen kartu lagi. Disana gue sukses diajarin satu permainan kartu baru yang asik banget bernama 'Cepek'. Lucu banget gitu maennya, dan entah hoiki ato berbakat, setelah beberapa kali maenin kartu 'Cepek' ini gue langsung kayak berjaya gitu menang terus. Hehehehe. Jadi rada sombong nih. Maap guys.

Yah, pokoknya kita-kita tuh kayak maen kartu terus sampe sore, diselingi sama barengan mesen McDonald's lewat telepon, mandi, rebutan TV, n ngerumpi rame-rame di gazebo. Malemnya kita barengan jalan ke Bandar Jakarta, itu tuh, restoran seafood yang letaknya cukup deket sama komplek Putri Duyung Cottage. Kita makan di situ, order menu-menu yang ternyata selain nggak cukup banyak buat ngenyangin 25 perut kelapreran, juga rada-rada terlalu mahal plus nggak begitu enak gitu masakannya. Gue sih personally tetep makan banyak aja, regardless of the taste, secara uda laper banget gitu. Abis itu kita balik ke cottage, trus ngelanjutin ngobrol-ngobrol nggak jelas, curhat-curhatan sama Chui, Bonar, Charlie, Stefanus, Andrew, Lawa n Ready sambil maen kartu sampe jam tiga pagi. Hahahaha, rada lupa diri ya??

Besoknya, tanggal 15, kita semua cabut ke DuFan tepat jam 11 pagi. Sempet parno-parno gara-gara langitnya agak-agak terlihat kurang bersahabat alias ngamcem mau turun ujan gitu, terus juga sempet amprokan sama anak-anak X-A en X-D yang ternyata juga ke DuFan di hari yang sama, akhirnya kita semua masuk DuFan dengan perasaan cemas takut ujan. Benarlah, waktu kita semua lagi ngantri buat naek Halilintar, ujan bener-bener turun, dari kecil sampe beneran ujan gede banget sampe kita semua sukses basah kuyup. Hasilnya kita rame-rame berteduh di Perang Bintang sambil ngeringin badan yang udah kayak abis mandi massal gitu saking basahnya. But it was all fun, you know. Very fuckin' fun, I'd say. 'Coz you won't get to experience those precious moments twice. Kapan lagi bisa ujan-ujanan sama temne-temen sekelas, coba, guys? Makanya walaupun menggigil, kita semua tetep aja bahagia ketawa-ketawa gitu.

Intinya, kita semua cuma naek 5 wahana bareng-bareng. Halilintar, Perang Bintang, Niagara-Gara, Rumah Kaca, sama Rumah Miring. Tadinya mau naek Kora-Kora tapi di tengah-tengah ngantri tiba-tiba Kora-Koranya diftutup gara-gara cuaca buruk. Trus akhirnya kita pisahan gitu, soalnya ada yang udah tepar pengen pulang tapi masih ada yang mau maen Arung Jeram. Yah, akhirnya kita misahin diri gitu, dan gue ikut sama rombongan yang balik ke cottage, yang ternyata masih sempet nongkrong di Dunkin Donuts buat minum hot chocolate rame-rame trus maen Carousel sambil nunggu dijemput Shuttle Bus gitu. Hahahaha. I had a good time back then. Truly. And I knew how it feels like to laugh together with friends in moments of discomfort, namely the rain.

Malemnya, lagi-lagi kita mesen McDonald's sambil maen kartu. Klimaksnya kerasa banget waktu kita semua ngumpul di ruang depan cottage cowo dan sharing dari hati ke hati. Pas itu Chui sempet cerita tentang masalah paling pribadinya, yang sukses bikin ampir semuanya nangis en mellow ngedengernya. Alhasil kita rame-rame nge-support doi; ada yang nyanyiin lagu yang menyentuh hati, ada yang ngasih saran bijak [Disini semua dikejutkan dengan berubah bijaknya ENDI!!], dan gue personally nulis a poem of encouragement gitu buat doi. Abis itu kita lanjutin dengan ngomongin kelebihan dan kekurangan masing-masing dari hati yang paling dalem. Pokoknya kita semua tuh jadi makin deket lagi pas momen itu. Kita beneran ngobrol dengan tulus, kayak sekumpulan sahabat lama yang ketemuan lagi gitu. And, wow, it was beautiful.

The talk went on for three hours before everybody reached the point of unbearable exhaustion dan akhirnya bubar jalan menuju ranjang masing-masing. Gue sendiri masih sempet nonton bola barengan sama Louis, Rere, Bonar, Andrew, Astrid n ViVi sambil ngobrolin hal-hal yang nggak penting sebelum akhirnya kita juga mesti nyerah sama mata yang bawaannya nutup terus, dan in the end bubaran juga sekitar jam setengah tiga pagi. Gue pun tidur dengan perasaan bahagia en thankful banget atas momen-momen indah yang udah terjadi, diselingin sama rebutan tempat sama Charlie yang waktu itu uda setengah tidur gitu [Hahaha]. And so day two ended.

Di hari terakhir, tanggal 16, gue bangun jam setengah sembilan pagi dengan sukses. Sempet kelabakan gara-gara suara gue beneran ilang, tapi akhirnya tenang lagi gara-gara ngeliat semua orang berpenyakit sama dengan gue. Hahaha. Terus gue bangun, mandi, en cabut sama Charlie, Ivan, Andrew, Astrid, Ouwtan, Chui en Ouwtan makan pagi di restoran Putri Duyung gara-gara kebagian voucher gratis. Abis itu kita berdelapan sempet nongkrong di area kolam renang yang adanya di pinggir pantai sebentar, ngobrol-ngobrol sambil ngerendem kaki di kolam cetek en berjemur nyantai sembari foto-foto, sebelum akhirnya ngerasa cukup kepanasan buat rela balik ke cottage. Di situ gue beres-beres sebentar, trus maen kartu lagi sama anak-anak di ruang depan sambil nungguin yang laen selese beres-beres en nunggu jemputan a.k.a mobil masing-masing dateng ngejemput.

Pokoknya akhirnya kita beneran pulang dari sana sekitar jam duabelas siang, setelah foto bareng di depan cottage en naro barang di mobil tumpangan masing-masing. Setelahnya gue sempet mampir ke Mangga Dua barengan Astried, Andrew, Bonar, Ready en Ouwtan buat berburu CD plus DVD bajakan [Hahaha, tetep aja belanja-minded]. Kita disana sekitar satu jam lebih sebelum akhirnya pulang beneran dengan tangan penuh plastik item berisi plastik-plastik CD en DVD goceng. Hehehe.

Udah deh. Selesailah perjalanan tiga hari yang kerasa cepet banget tapi penuh dengan kenangan indah itu.

Yah, overall, the trip was fun. Literally. And memorable as well. During the three-day rendezvous I experienced a lot of precious moments together with my soon-separated classmates. I got to know some people better, got to see their 'true'-selves, and, most important of all, I got taught by them to value friendship more. Gue ngerasa tambah deket sama orang-orang yang selama ini udah deket sama gue, kayak Rere, Andrew, Chui sama Bonar, juga ngerasa lebih deket sama orang-orang yang tadinya nggak gitu deket sama gue, kayak Charlie yang selama tiga hari kemaren bener-bener jadi temen terkompak gue, juga Ready yang serasa jadi big bro buat gue en jadi objek favorit buat gosip gara-gara hp-nya yang nggak pernah sepi sms. Hahaha. Gue juga menemukan banyak hal yang keren banget dari kelas X-F yang bentar lagi bakalan kepecah ini. Tentang solidaritasnya yang terikat kenceng banget, tentang kesatuannya yang solid banget, tentang hopes and fears tiap individu yang selama ini mereka tutupin, sama tentang harapan masing-masing buat temen-temennya. Aduh… nggak bisa dijelasin dengan kata-kata deh. Let's just say that during the trip, I was somehow enlightened, and my eyes were opened to see things that I didn't see before.

Yah, gitu deh, pokoknya.

Gue jadi ngerasa sebel sama pemecahan IPA-IPS yang bakal kejadian di kelas dua. Lebih kesel lagi gara-gara orang-orang yang deket sama gue mostly bakalan masuk IPA sementara gue sendiri milih IPS. Yah, gue tau nggak bisa berbuat apa-apa juga, cuma ya somehow sebel aja, kenapa kita nggak bisa jadi XI-F ato apalah gitu. Fiuh. But I guess that's life. You can’t force your will to be done in everything that you do. That's one time I'm learning to accept, eventually.

So, buat my fellow classmates, wow, what a TRIP, guys!!! I'm so grateful about it, honestly, but I wished we could stay together longer… Wish you all good luck as eleven-graders!! Jangan pernah lupain X-F ya, guys!!! Especially jangan lupain liburan ke Putri Duyung kemarin yah!!
Hix hix… Tiba-tiba jadi sedih. Apalagi rapot bakal dibagiin dua hari lagi… Oh my god, I can’t believe this is happening… Ya udah dulu deh, guys. Wish me luck on the marks? Moga-moga gue naek kelas dengan nilai memuaskan, amiiiiiiiinn… Luv yah.

--balthazor66

Sunday, June 12, 2005

...hix hix hix...

Ada yang lupa neh guys..
Hix hix.. Sooo damn hard 4 me to say this.. but WISNU got eliminated last nite!!!
Omg.. sial sial sial sial sial sial sial sial!!!!
Ergh..
..Ya udah. Cuma mo ngomong itu doank seh.. Hehe..
Luv yah.

--balthazor66

Saturday, June 11, 2005

...about lovers n friends...

Wadoh… akhirnya exams n friends a.k.a remedials kelar juga… Wow, I can’t believe I'm approaching the end of the school year already… But I'm not here today to talk about the exams, though. I got some other things in mind; things that are actually more worthy to talk about than those aggravating exams n stuff… Hahaha…

Today, rather, I'm gonna talk about love. And its attributes along with it, of course.

Like, it's really funny, you know, when you think about it. How your attitude and priority suddenly changed exhaustively when that beautiful feeling just came around banging on your door, begging you to let it take over your mind, body, and soul. And I'm not exaggerating things here, mind you, since I actually HAVE experienced that kind of feeling. I mean, when that moment comes, all of a sudden your world disappears, and it somehow feels like there is only you standing with the one particular person who gave you the banging feeling earlier in everything that you do. And you'll sacrifice just about anything, ANYTHING, to get close to that person, no matter what happens.

This is where the terms 'lovers n friends' actually counts.

Now look here, guys… Let's say, sekarang lo udah 'taken', meaning to say udah ada yang punya getoh. Lo sayaaaaaaaang seribu sayang sama ini orang, nempel abis kayak materai sama surat pernyataan. Trus tiba-tiba your beloved special someone ini serius ngajakin lo pergi berduaan buat dinner romantis di restoran paling enak se-JTown. Sedangkan at the same time sahabat-sahabat terbaik lo yang misalnya udah ampir seumur idup barengan trus sama lo, selalu ada buat lo kapan aja lo butuh mreka, n istilahnya uda kenal lo banget luar-dalem, gitu, ngajakin lo hang-out maen BL sama mreka skalian nginep bareng-bareng n have fun till you guys drop.

Nah, kalo uda dihadepin sama tough choice kayak gini, tell me, yang mana yang akan lo pilih?
Ini yang gue bilang sebagai 'lovers n friends rivalry'.

Kadang-kadang, percaya ato nggak, suka ato nggak, mau ato nggak, hal yang macem gini sering banget mengisi hari-hari kita waktu kita lagi punya someone special in mind. Saat dimana lo ngerasa lo mau go steady sama orang itu, saat dimana lo uda beneran mao serius jalan sama dia, saat dimana lo uda yakin bakalan cinta sampe mati sama dia… Pasti ada aja yang selalu bikin lo bingung lagi. Contohnya, ya yang di atas tadi. Pas lo uda ngerencanain sesuatu sama dia, sama orang yang lo sayangin banget ini, pasti ada aja yang somehow kerasa ngerusak rencana itu, misalnya, yah, mungkin ada ajakan reunian sama sahabat kayak yang diatas itu, ato ada masalah urgent kayak rapat OSIS, mobil mogok, dan laen sebagainya. Masalah yang kedua sih masih tolerable. Yang biasanya paling sulit itu adalah saat dimana lo harus milih antara your someone special yang biasanya adalah the so-called lover itu, atau temen-temen lo yang disini statusnya adalah sebagai friends. Keduanya sama pentingnya buat lo, sama-sama berarti buat lo, sama-sama nggak pengen lo kecewain, … tapi harus milih yang mana??

Wadooh. Ngebingungin banget nggak sih?

Iya, iya, gue tau, sebagian dari lo mungkin mikir, ya lebih penting pacar lahh! Namanya juga someone special, ya harus selalu jadi first priority, dong!! Iya nggak?

Lha, memang iya, most of the time memang itulah kenyataannya. Kalo kita uda bikin komitmen sama seseorang, memang kita mesti sebisa mungkin ngeduluin orang itu di hampir setiap hal yang kita hadapin. Yah memang uda seharusnya begitu. Namanya juga pacar. Statusnya aja uda beda dari cuma sekedar temen biasa. Jelas.

Tapiiii… ada tapinya neh… Sometimes kita nggak bisa bedain, nggak bisa ngebagi prioritas yang sebenernya dengan bijak. Terkadang kita bingung, bingung antara memilih sahabat dan pacar. Nggak bisa decide aja yang mana yang lebih penting, yang mana yang lebih worthy buat dijabanin. Patenan pikiran yang bilang kalo pacar itu selamanya lebih penting itu ternyata memang nggak selalu berlaku. Ada saat-saat dimana kita seharusnya menomorduakan pacar. Yah, salah satu contohnya adalah waktu kita harus memilih antara sahabat dan pacar ini.

Lho, kok begitu??

Begini… personally, menurut gue, biar mau diliat dari manapun juga, yang namanya pacar itu memang penting. Yeah. No doubt about that. Tapi apakah iya selalu terpenting? Nggak, of course not. Ternyata masih banyak hal-hal laen yang obviously lebih penting dari sekedar someone special tersebut. Keluarga, misalnya. Ato orang tua. Ato pelajaran. Dan juga salah satu dari banyak hal yang lebih penting itu adalah, yes, sahabat.

Nih ya, coba pikirin beberapa hal ini deh. Lamaan mana sih lo uda kenalnya, pacar ato sahabat? Lebih tulus mana sih, hubungannya, pacaran ato sahabatan? Lebih kuat mana sih, pertaliannya, pacaran ato sahabatan? Lebih berharga mana sih, nilainya, seorang pacar ato seorang sahabat sejati?

Hayooooooooooo… pasti bingung deh. Hahaha.

Kalo buat gue, uda pasti yang namanya sahabat itu lebih penting berkali-kali daripada pacar. Kenapa? Soalnya hubungan persahabatan itu lebih kuat, lebih berfondasi, lebih erat, lebih tulus, lebih terbuka, n pastinya lebih apa adanya. Nggak mungkin lo bisa sahabatan erat sama seseorang kalo lo belom kenal bener-bener orang itu kayak apa. Lo harus beneran ngenalin orang tersebut, luar dalem, mesti rela berkorban buat dia serta sebaliknya, dan harus beneran bisa nerima dia apa adanya tanpa harus ada pura-pura, baru itu yang disebut sahabat. Tapi lo bisa aja pacaran sama orang yang baru lo kenal seminggu ato bahkan lebih sebentar dari itu, cuma gara-gara faktor ketertarikan fisik doang. Pacaran itu lebih ke arah yang physical, yang seneng-seneng, bukannya buat nyari temen sejati yang bener-bener sincere sama lo yang bisa nemenin lo mengarungi hidup. Dan sekalinya hubungan pacaran itu retak, nggak ada lagi yang bisa kita perbuat. What comes around comes around, meaning to say that once you lose it, it's gone. Karena dasarnya juga nggak kuat, yang namanya pacaran itu jarang yang bisa bener-bener 'tahan banting', dalam arti bener-bener tulus n didasarin perasaan yang kuat, apalagi pada anak-anak tanggung seumuran kita, yang anak kecil bukan orang gede juga belom.

Meanwhile, suatu hubungan persahabatan itu lebih kuat dan pastinya lebih tahan banting. Dan gue uda liat banyak banget buktinya di sekitar gue, dimana-mana. Remember Matt Damon n Ben Affleck? Mereka tuh, contoh sohib seleb yang masih akur sampe sekarang walau uda jadi public figure yang sama-sama mledak. Trus akong gue, atau bahasa indonesianya opa, misalnya, masih tetep keep contact sama sahabatnya yang juga udah jadi opa-opa, yang uda dia kenal sejak, bayangin, lima puluh lima taon yang lalu, even sebelum akong gue ketemu ama ato oma gue! Dan mereka nggak cuma sekedar keep contact, tapi masih tetep sahabatan baek, uda kayak keluarga aja. Gue aja manggil sahabatnya akong gue itu dengan sebutan akong juga saking deketnya, dan untungnya tiap kali Sincia gue juga ikutan dapet Angpau dari dia [Hehehe]. Bokap gue juga, punya sahabat dari jaman doi SMP, dan even sampe sekarang mereka uda jadi bapak-bapak sukses masih tetep sering pergi bareng buat mengenang masa muda [cieeehh]. Dan bokap juga pernah bilang sama gue kalo sahabat itu selalu akan abadi, selama sahabat itu beneran adalah sahabat sejati. Kayak ketemu soulmate, katanya. Dan gue yakin itu bener. Gue sendiri punya dua orang sahabat yang menurut gue beneran adalah sahabat sejati gue. Kayaknya gue pernah cerita tentang mreka di sini, deh. Mereka tuh beneran tau banget tentang gue, sama sperti gue tau banget tentang mereka. Gue gede barengan mereka, dari masih anak kecil yang sama-sama belajar ngomong "mama" sampe sekarang kita masih barengan trus. Hahahaha. Lucu banget deh kalo nginget masa-masa dulu. Gue punya banyak banget foto-foto barengan mereka dari jaman jebot sampe uda pada gede-gede kayak skarang. Phew… thankful banget uda dikasih sahabat kayak mereka.
Eniweiz… balik ke topik utama neh. Menurut gue, suatu hubungan cinta bisa terjadi berulang kali sama orang-orang yang beda, sedangkan persahabatan itu bakal selalu stay the same. Nyaris nggak mungkin lo segampang itu ninggalin sahabat lo buat nyari orang baru, segampang nyari gebetan baru abis putus dari pacar. Dan rasanya pasti bakalan lebih sakit kalo lo ditinggalin sahabat lo daripada ditinggalin sama pacar lo. Trust me, it does. Secara gue pernah ngalamin itu, nyaris banget ditinggalin sama sahabat gue cuma karena satu hal yang sepele, gara-gara gue dengan bodohnya milih orang laen daripada dia, dan saat itu gue beneran ngerasa kayak ada yang ilang dari gue. Yang biasanya gue selalu kemana-mana sama dia, ngapa-ngapain selalu sama dia, jadi nggak lagi. Dan walaupun in the end kita baekan gitu, sampe sekarang gue masih ngerasa nyesel banget uda pernah ngerusak hubungan sama dia waktu itu.

Jadi intinya, jangan pernah menomorduakan sahabat lo demi suatu hal yang lebih semu, misalnya pacar. Soalnya gini, let's say gara-gara mau nyenengin pacar lo, lo jadi ngelupain sahabat lo, yang misalnya uda beratus-ratus kali nyoba menghubungi lo buat cerita tentang masalahnya, tapi selalu lo tolak dengan alasan sibuk sama pacar lo tercinta itu. Dia terus-terusan nyoba, tapi lo juga terus-terusan nyuekin dia. Nah, lama-lama sahabat lo itu pasti akan berubah desperate, mikir kalo orang yang selama ini dia anggap sohib terbaiknya bisa tega ninggalin dia demi orang lain yang baru dikenalnya seumur jagung a.k.a pacar… terus jadinya dia ngejauh dari lo, mundur teratur gitu deh, istilahnya, dan akhirnya hubungan lo berdua rusak. Trus, let's say juga akhirnya hubungan lo sama pacar lo juga nggak work out, artinya lo akhirnya putus sama doi. And that's when you realize you've lost everything, dude. Sahabat ilang, pacar juga nggak punya. Mau lari ke siapa lagi? Niatnya mau nyenengin orang yang ternyata bukan buat lo, eh, malahan hasilnya kehilangan salah satu orang terdekat lo yang laennya, yang ternyata lebih penting dari sekedar pacar. Kalo udah begini, apa lagi yang bisa kita lakuin?

Begitulah, guys.

Yah, jadinya, apa yang mau gue bilang adalah, kita semua harus ekstra hati-hati dalam menentukan pilihan kita, saat kita dihadapin sama dilema 'lovers n friends rivalry' seperti ini. Jangan sampe kita buru-buru men-decide cuma gara-gara perasaan sesaat dan malah menyesal kemudian, soalnya, as always, kesempatan itu nggak akan dateng dua kali. Kita mesti mikir dulu, liat baik-baik kepentingannya, sebelum akhirnya ambil keputusan, apapun itu. I'm not saying this is compulsory, guys. I'm just clearing things out. Soalnya gue personally sering banget ngadepin hal kayak gini, dan sering juga gue salah mengambil keputusan yang predictably malahan merusak semuanya. So, I just wanna advise you guys to be more careful in picking your choices. Jangan sampe ada penyesalan di kemudian hari, 'coz yang namanya sahabat baru itu nggak akan selalu tersedia setiap saat.

To a certain special someone, yang hari ini sukses bikin gue broken-heart untuk kesekian kalinya… Hati ini uda mulai jadi self-healing, dan seperti biasanya akan menjadi unbroken lagi… Just wanna let you know that I'm still missing you, somehow, don’t know why… Funnily enuff, ada satu pertanyaan yang sempet terlintas di benak [cieeee, kata-katanya] ini: apakah bener temenan baek aja itu cukup??

Wadoooohh.

So exams are over, holidays haven't started, and now I'm really clueless of what to do to spend my weekend. Latian buat rekaman udah mulai lagi… dan gue beneran nggak mood banget deh. Putri Duyung Extravaganza with my class in four days' time, yay!! Moga-moga aja everything will be just fine till then.

Peace y'all! Luv yah.

--balthazor66

Sunday, June 05, 2005

…even the idols know that now i'm broken…

I'm broken.

So totally broken.

And I don’t know what else to do.

It's like, I don’t know… it feels like all those effort--all those things I've been trying to do these past few days are like completely useless. Nothing's really gonna make everything work out. NOTHING.

And I give up, alright? I GIVE UP.

Look here, dude, all you did was giving me false hopes all the time, and being a retarded dumb-ass myself I stupidly held on to those promises, hoping that someday you would finally open that locked door of yours and let me into your heart… oh, man, how can you fucking do that to me?!

Phew.

I really don't know what to do.

Okay, begini ceritanya. Yesterday I talked [again] with my special someone on the phone. It went quite smoothly at first; we kept on exchanging sappy statements as usual, you know, playing around with the ropes like we usually did. But, as time goes by, gue makin lama makin CAPEK ngedengerin dia kayak stengah hati gitu ngomong sama gue… Selalu wandering away gitu, jelas-jelas ngerusak mood… Gue selalu berusaha ngebangun suasana romantis plus setengah mati berusaha nggak mengeluarkan pernyataan-pernyataan gombal, tapi dia cuma bisa ngerusak semua itu dengan terus-terusan ngomongin orang lain yang jelas-jelas bikin gue marah. Apalagi pas dia terus-terusan dengan bersemangat dan penuh cinta ngomongin tentang GEBETAN BARUNYA itu, yang kedengeran kayak SEMILYAR kali lebih favorable dari gue… sumpah, gue langsung blow up saat itu juga, nggak tahan lagi…
I mean, come on… you were the one who told me to TRY, alright? And I did. And I've been TRYING my best. Terus kenapa sekarang kamu yang malahan bener-bener nyakitin perasaan aku abis-abisan kayak gini??

Sumpah, gue CAPEK banget. Dan sekarang nambah sama perasaan patah hati yang aje gile sakitnya abis-abisan.

Gue nutup telepon dengan perasaan berantakan. Sempet kayak froze in place selama beberapa menit dulu, baru abis itu mulai bereaksi dengan turunnya beberapa butir air mata cengeng. So I cried. And cried. And cried. And yeah, I know, crybaby banget, but I just couldn't help it. Dan itu bukan yang pertama kalinya dia bikin gue kayak gini. Gue bener-bener nggak ngerti apa maunya dia. Yeah, I really don't.

How the hell can I know if you don't fucking wanna tell me???

Setelah beberapa menit basah-basahan sama air mata, en pas gue udah ngerasa lebih tenangan dikit, gue beranjak ke TV, duduk di sofa, dan nyalain Indonesian Idol, dengan harapan bakalan dapet sumthin' yang hopefully bakal bikin gue cheer up. Well, seperti biasa, kesebelas orang yang tersisa di situ membuka show mereka dengan nyanyi bareng yang keren banget; di sini gue sempet lupa sama masalah gue gara-gara beku ngeliatin betapa charming-nya Monita. Omg, she was like sooooooooo CUTE!! Adorable!! Gue langsung kayak kepincut gitu sama dia. Jadilah gue sempet senyum-senyum sendiri kayak orang sedeng di depan TV ngeliatin si Momon jingkrak-jingkrak sambil nyanyiin jingle “…Jadikan kamiiiiiiiiiiiiiiii… idola Indonesiaaaaaaaaaaaa…” itu. Hahaha. Apalagi siangnya gue udah dapet bocoran kalo doi bakal kebagian nyanyi satu lagu yang di rearrange dari pop ke swing. Jadi tambah penasaran gitu.

Terus waktu the dynamic duo Ata-Irgi ngomong kalo para finalis bakalan nyanyiin lagu-lagu band, gue sempet rada bernapas lega. Well, at least gue kira mereka nggak bakalan bikin gue tambah down dengan nyanyiin lagu-lagu mellow yang nyakitin hati gitu… jadilah gue bertanya-tanya lagu-lagu band kayak apa sih yang bakal dinyanyiin sama mereka…
The show began after that. And this was where everything started to get worse.

Yang pertama kebagian nyanyi adalah Maya. And honestly I never used to like her 'coz I thought that the only factor that got her into the show was her beauty. Secara emang di dua show sebelumnya, di workshop sama minggu lalu itu dia nyanyinya rada berantakan gitu, even though I have to admit she is really beautiful… But then everything changed when she began to sing "Kita Tidak Sedang Bercinta". Kepala gue serasa dipukul pake balok kayu yang gede banget. It was like, DOEEEEEENNNGGG, gitu. Why? Well obviously not because of Maya herself, since she sang kinda awfully, tapi gara-gara lagunya itu sendiri. "Kita Tidak Sedang Bercinta". Got it? Suited me perfectly sama phone call yang baru berakhir sekitar lima belas menit sebelumnya. Dia dengan sukses menoreh lagi luka yang tadinya baru mau nge-clot gitu… thanks to her…

Selesai Maya nyanyi dan iklan yang [tumben-tumbenan] cukup singkat, muncullah the falsetto-maestro Ronald. Dan coba tebak dia nyanyi apa? Gawd, I can’t believe this… "Kau Yang Terindah". Another DOEEEEEENNNGGG for me right then. Kenapa? Gara-gara perasaan bego gue yang bahkan saat lagi sebel-sebelnya tetep nganggep my dear special someone yang terindah… sigh… dan si mantan kasir rumah sakit itu sukses banget bikin gue both suka banget sama suaranya plus menambah panjang besetan luka yang tadi…

Then came my hero, Wisnu. Waahh… first glimpse, dia aneh banget pake baju coklat kayak kemaren itu. Dan to my cursing dia dengan cueknya nyanyiin "Dahulu", yang jelas membawa lagi sebuah DOEEEEEENNNGGG keras buat gue. Kenapa? Karena liriknya itu lohh… gue banget!! Aaargh, Wisnu… tau aja sih lo kalo gue lagi mengenang masa lalu sama dia? Phew… sekali jebret lagi yang bikin tambah sakit, sekarang udah mulai berpotensi bikin banjir air mata lagi…

"Tak Bisa Ke Lain Hati" menyusul oleh Yudi [dan DOEEEEEENNNGGGnya juga sekali lagi bikin benjol]. At this very point, gue bener-bener baru nyadar satu hal yang somehow lucu sekaligus aneh banget: even the Indonesian Idols know that now I'm broken. From the songs they sang for me last night, I knew that somehow they were singing for me… Adoooohh… tau banget itu sebenernya cuma kebetulan banget, secara nggak mungkin banget larr mereka bisa nyanyi khusus buat gue… But somehow Show Spektakuler kemaren bener-bener membawa arti buat gue. Nyadarin gue kalo mau gimana caranya gue patah hati en broken gara-gara dia, gue tetep nggak bisa ngelupain dia… Terlalu sayang gue sama dia… Sumpah… Bener-bener nggak bisa pindah ke lain hati… Dan gue nggak tahu apa gue masih harus mempertahankan rasa itu ato nggak…

"Seribu Tahun"-nya Vira, "Terlalu Manis"-nya Judika dan "Kamulah Satu-Satunya"-nya Mike seakan meng-confirm semua perasaan gue. Meng-confirm kalo, yeah, aku pasti akan tetep menunggu kamu, meski seribu tahun lamanya; meng-confirm kalo semua kenangan-kenangan itu terlalu manis buat dilupain, walaupun kita udah nggak barengan lagi; dan juga tulus banget meng-confirm kalo kamu tetep satu-satunya buat aku, satu-satunya yang bisa ngertiin aku. Phew. Mereka bertiga sukses banget bikin gue bener-bener nangis bombai sendirian di depan TV kemaren. Nangis senangis-nangisnya, saking nggak tahannya sama lagu-lagu yang dinyanyiin yang seakan kompakan menuding gue gitu… Phew… gila…

And this was where my lovely girl Monita took the stage. Dia nyanyiin satu lagunya Potret yang [begonya gue] gue nggak gitu inget judulnya. Kayaknya sih "Bagaikan Mimpi" deh. And she sang it so beautifully. Aransemennya dirubah dari pop ke swing, dan, omg, her vocals were like so PERFECT!! Keliatan banget kalo dia tuh sepenuh hati banget nyanyiinnya, dan seakan mau nunjukin ke Indonesia kalo inilah Monita yang sebenernya. A seventeen-year-old girl who swings, and not just does, but even gorgeously so. Dan gue bener-bener JATUH HATI sama dia saat itu juga. Satu karena lagunya masih nge-DOEEEEEENNNGGG buat gue, dua karena suaranya, dan tiga karena keseluruhannya. Pokoknya Monita seakan menutup session mellow-jellow gue dengan climax yang bikin gue nge-hang gara-gara terlalu overload sama memories… hasilnya gue malah ngelewatin Harry, Glenn, dan Firman, yang ternyata juga masih ngebawain lagu-lagu nyesekin [yang thankfully nggak gue tonton, kalo nggak mungkin gue bisa bener-bener breakdown].

You see, my love? Even the Idols know about me. Why don’t you??

And you know what, honey? Barusan aja aku abis ngebaca blog kamu… I’m so sorry… Bukannya apa-apa, bukannya aku beneran mau nyerah berjuang buat perasaanku ini, tapi hal ini yang lagi aku rasain… Cuma ngerasa kalo kamu kelewat menutup hati buat aku… Aku beneran nggak tau mesti gimana… I’m so sorry for the trauma and all… Aku tau banget aku udah beneran banyak salah sama kamu… Tapi apa sama sekali nggak ada forgiveness buat aku kalo aku bener-bener mau berubah?? Aku janji, nggak bakal nyia-nyiain kamu lagi… Janji bakal sayang sepenuhnya sama kamu… Omg… Please?

Phew.

Sekarang gue lagi ngedengerin lagunya Atomic Kitten yang cukup personally memorable buat gue. Liriknya omg keren banget, dan dengan bodohnya gue malah menikmati saat-saat mellow lagi di siang yang panas banget ini. Ditemenin secangkir kopi dan accompaniment langka dari hamster lucu gue yang bernama Joe, yang sekarang lagi anteng duduk di samping keyboard sambil makan kuaci. Funnily enough, it’s like even dia aja tau kalo tuannya lagi desperado, gitu… tadi pagi waktu gue nengokin dia di kandangnya, dia yang biasanya udah ngeringkel tidur di rumahnya tanpa mau diganggu itu malahan nyamperin duluan ke gue trus loncat-loncat minta digendong gitu dengan pandangan penuh pengertian… dan anehnya dia yang sekalinya bangun biasanya langsung loncat sana-sini hiperaktif gitu malahan bener-bener anteng hari ini, nemenin gue ngetik blog ini tanpa beranjak dari tempatnya di samping keyboard… tuh, dia lagi ngeliatin… aaaah, lucu banget sih kamuuu… hahahaha… jadi ga jelas nih gue…

Yah, I guess I'll stop right here. For my someone special out there, if you're reading this post… tolong ngertiin aku, oke? Aku bener-bener nggak tau mesti gimana… let me know, please, coz I'm so tired of this game… Aku sayang banget sama kamu… And I don't wanna lose you… Begging you forgiveness to all I’d done to you in the past… Hope you’ll forgive me… Kalo kamu emang bener baru aja mulai mencoba membuka lagi pintu itu untukku, jangan berhenti, sayang… Aku masih tetap akan berjuang untuk membuatku mengizinkanku masuk… Dan semoga kamu nggak akan mengusirku keluar lagi setelahnya…

Well, in the end, selamat weekend, guys… I hope today will cheer me up… And I still got Physics and Geography to deal with… Dammit.

HIDUP MONITA!! HIDUP WISNU!! HIDUP CINTA BERTEPUK SEBELAH TANGAN!! Luv yah.

--balthazor66

Saturday, June 04, 2005

...pushing the door open for me...

inginku mendobrak pintu itu
merubuhkannya
membuka palang yang menghalanginya
untuk sampai ke peluk hangatmu

yah,realita gila, begitu katamu
diselimuti berjuta aturan yang kata mereka mulia
tahu darimana?

aku cuma mau bahagia
terlepas dari sangkar emas tempatku berada
dan berlari ke arah padang cintamu
di dunia sana

haruskah jendela dipecahkan
dan tembok diporak-porandakan

baru dunia bisa mengerti
kalau aku cinta mati?

--balthazor66

Thursday, June 02, 2005

...for you...

bukan rasa dalam hati indah tajam menusuk kalbu
bukan hujan tanpa awan deras turun di matamu
bukan derai tawa membara iringi sayat sang sembilu
bukan rasa meraja mengantar separuh nafas padamu

tapi hanya aku
yang dibuat gila oleh cintamu

--balthazor66

...somehow feeling like being roasted alive...

Phew. PANAS BANGET NEHHHH. This afternoon is like sooooooooooooooooooooooo freakin' hot, for fuck's sake… kenapa sih J-Town musti ditaro di tengah-tengah khatilistiwa?!?! Ergh… this is what I hate the most from extremely sunny days… sial…
Eniweiz… sebenernya hari ini nggak ada bahan cerita apa-apa buat di-post juga sih… cuma ada beberapa cerita pendek yang, somebody called them, 'sok romantis' yang udah kejadian beberapa hari ini sama gue. Wah, sebenernya sih semua itu sweet banget gitu, cuma somehow when I look back and think it over, kayaknya nggak meaning apa-apa juga gitu… Hehehe…
Apalah. Cuma pengen cerita satu diantaranya doank she. Okay, here it goes…
So I got a chance to talk with my someone special on the phone. Let's say the name is, uhmm, Z. Jadi begini ceritanyaaaaa… kita tuh udah kayak teleponan rada lama gitu, dan ini terjadi tepat di tengah-tengah pembicaraan gak penting yang dimaksud. Begini… oh iya, sebelum itu, B itu gue, biar ngetiknya gampang… Hehehe…
Alkisah, ada sebuah pembicaraan bikin kuping pegel yang tengahnya berjalan seperti begini. Sebelum ini terjadi, kita lagi kayak ngomongin sumthin' about diajak berbagi gito deh…

Z: …Gak mau diajak berbagi apaan sih maksudnya? [gue suspect dia pura-pura innocent di sini]
B: Abis mau gimana lagi kalo kamunya begitu?
Z: Begitu apanya?
B: Ya, begitu, kayak menutup pintu hati gitu biar aku gak bisa masuk.
Z: Ha?
B: Adoooohh [dengan gaya setengah pura-pura dinyolotin]. Ya gitu deh. Kamu jahat sih sekarang.
Z: Yaaaa… kan untuk setiap hal yang mau kamu dapetin perlu ada usahanya kan?
B: … [diem ngebungkem gara-gara melting di tempat. hehehehe]

Dan gue kayak langsung speechless gitu waktu dia ngomong gitu.
Waahh… so sweet nggak seeeehhhh??
Hehehehehehehe… sori kalo rada-rada basi. But yeah, personally I think that was cute. I mean, jarang loh ada seseorang yang bisa ngomongin satu hal yang romantis sekaligus kayak ngasih sinyal-sinyal sembunyi penuh godaan gitu tanpa harus terdengar mellow-jellow. Dan dia melakukan itu dengan sangat sukses untuk membuat gue kembali tergila-gila sama dia. Hahahaha. Being honest for once nih gue… Jadi malu… Aduh…
Dan tadi dia sukses nemenin gue dan membuat gue cukup bertambah gila sekali lagi.
Wow. I mean, in the middle of this crazy exam week, it feels kinda puzzling, you know, realizing that I could still manage to find some time thinking about romance… Sigh, I wish the exams can be over more quickly…
Buat seseorang yang dari tadi diomongin di sini, jangan ge-er yah kalo ngerasa… Missing you here…
Dan untuk semuanya yang ada di luar sana: SELAMAT PANAS-PANASAN BELAJAR AGAMA, GUYS!!! Luv yah.

--balthazor66