1.My last ex was ...
~*~ haha, don't even wanna think about it
2.Maybe I should ...
~*~ stop drinking too much coffee
3.I love ...
~*~ YOU. gotcha.
4.I don't understand ...
~*~ love. yeah who does?
5.I lost my...
~*~ soul.
6.People would say that I ...
~*~ talk too much for my own good.
7.Love is ...
~*~ weird. i mean it.
8.Somewhere, someone is ...
~*~ saying a prayer? somewhere out there banget.
9.I will always ...
~*~ be yours babe. yuks.
10.Forever is ...
~*~ boring.
11.I never want to ...
~*~ get broke. gawd it tortures me.
12.I think the current President ...
~*~ does exactly nothing.
13. When I wake up in the morning ...
~*~ i yawn, rub my eyes, then slump back to bed till mum knocks the door.
14.Life is full of ...
~*~ surprises!
15. My past is incredibly ...
~*~ B-E-A-utiful.
16. I get annoyed when...
~*~ something goes wrong.
17.Parties are...
~*~ really kewl.
18.I wish ...
~*~ i were born in UK. ohhh yeah.
19.Kisses are the worst when ...
~*~ they are overly wet. uurgh. sooo not comfy. or when there are too much teeth involved. hellloooo, we're kissing not wrestling!
20.Tomorrow I'm going to ...
~*~ go back to real life a.k.a school. *sobs*
21. I really want ...
~*~ everything?
22.I have low tolerance for people who ...
~*~ annoys me. yeah i so do.
23.If I had a million dollars ...
~*~ i would blow it right away. flat! ipods! cells! shoes! edts! gawd. stop it jj.
24.If i could reach you, i'd ...
~*~ slap you. YOU know who you are.
25.If i could turn back time, i'd ...
~*~ never do this stupid thing. phew.
Monday, April 24, 2006
Sunday, April 23, 2006
...about winning...
Oh. My. God.
KITA MENANG, GUYS!!! KITA MENANG!!!!
Pemenang Pertama
Nilai Akhir: 226
Festival Paduan Suara Universitas Tarumanagara VI
Sabtu, 22 April 2006
Ehm.. Sebenernya sih ada banyak foto-foto yang berniat gue tampilin disini. Tapi apa daya, karena Bluetooth Device gue yang reot nan tua ini mendadak ngambek dan nggak mau nyala, ya sudah, terpaksa harus ditunda sampai hari Selasa. Secara hari Senen malem baru mau minjem Bluetooth dirumahnya si An-An. Haha.
So... Congratulations to Smukiez Choir for the shining victory!!
Love you all, guys.
--balthazor66
KITA MENANG, GUYS!!! KITA MENANG!!!!
Pemenang Pertama
Nilai Akhir: 226
Festival Paduan Suara Universitas Tarumanagara VI
Sabtu, 22 April 2006
Ehm.. Sebenernya sih ada banyak foto-foto yang berniat gue tampilin disini. Tapi apa daya, karena Bluetooth Device gue yang reot nan tua ini mendadak ngambek dan nggak mau nyala, ya sudah, terpaksa harus ditunda sampai hari Selasa. Secara hari Senen malem baru mau minjem Bluetooth dirumahnya si An-An. Haha.
So... Congratulations to Smukiez Choir for the shining victory!!
Love you all, guys.
--balthazor66
Monday, April 17, 2006
Sunday, April 16, 2006
...it hurts...
You said it just as if it were the easiest thing to be done in the whole world.
No rain, no storm. You just came barging in, throwing me such heavy words that only caused me so much pain.
What the hell has gotten into you??
You striked into my world, creating havoc everywhere, and took my heart away with you when you finally went away.
Painful fucking years.
And now that my world is still healing itself the long way, patching up here and there, you suddenly appeared and shattered everything.
Do you think it is really THAT easy?
Do you think it doesn't hurt?
--balthazor66
No rain, no storm. You just came barging in, throwing me such heavy words that only caused me so much pain.
What the hell has gotten into you??
You striked into my world, creating havoc everywhere, and took my heart away with you when you finally went away.
Painful fucking years.
And now that my world is still healing itself the long way, patching up here and there, you suddenly appeared and shattered everything.
Do you think it is really THAT easy?
Do you think it doesn't hurt?
--balthazor66
Tuesday, April 11, 2006
...my, my, my...
Duh. Ingat penggalan lirik lagu satu ini?
...Kau buatku terjatuh dan terjatuh lagi
Kau buatku merasakan yang tak terjadi
Semua yang terbaik dan yang terlewati
Semua yang terhenti tanpa kuakhiri...
Yep. Betul. Lagunya Peterpan, band Indonesia yang statusnya sekarang sudah memasuki tahap once-popular-now-struggling-to-stay-in-place. Lagu ini dulu sempet ngebum abis, dan pernah jadi lagu wajib dimana-mana kita berada. Mulai dari radio paling hip se-Jakarta yang pernah ngejadiin versi akustikannya lagu ini jadi soundtrack drama radionya, sampe pengamen-pengamen jalanan bergitar mainan yang mangkal di lampu merah. Well, I had gotten enough of this one song, frankly because it was played all TOO MUCH to bear. The Law of Diminishing Returns, anyone? Hahaha. *dijambak-jambak*
Tapi, hari ini, strangely enough, waktu gue denger versi akustikannya lagu ini, lagu yang sama, di CD Player kamar gue tadi pagi, tiba-tiba gue berenti. Bingung. Soalnya ada sesuatu di lagu ini yang nyentuh hati gue, somehow.
Yah, kalo mau lebih exact-nya sih ya, bagian bridge yang diatas itu yang bener-bener bikin gue serasa digampar.
Bikin gue inget sama satu orang. Orang itu.
Dunno, bingung aja, gitu.
Masalahnya sisa-sisa perasaan yang dulu sempet pecah berkeping-keping itu ternyata nggak semuanya tersapu bersih. Masih ada yang ketinggalan di lantai. Dan sisa-sisa pecahan itu sekarang teriak-teriak, cari perhatian. Bikin getaran di dada, that RUSH, muncul lagi.
Gila. Bodoh banget kan kalo gue lama-lama bisa ngalamin yang namanya CLBK sama orang yang salah, as my friends put in.
Halooo-o-o-o, seseorang diluar sana, nyadar nggak lagi diomongin??
*ngetok-ngetok jendela dengan tampang frustasi*
Anyway.
Hari-hari gue belakangan ini didominasi oleh latihan padus yang frekuensi dan intensitasnya makin lama makin bertambah. Fiuh. Dan alhasil partitur Lord of The Dance gue sekarang sukses hancur lebur robek-robek gara-gara terlalu sering dibolak-balik dengan kecepatan gila dan kekuatan penuh saking emosi nyanyinya. And when I say robek, I don't mean the edge-tearings yang bikin pinggir-pinggirannya gerebesan. Nope, I'm talking about the extreme robek here. Yang bikin partitur gue berbentuk lebih kayak kertas bekas gorengan daripada partitur.
So? Akhirnya gue memperbaharui partitur gue ini dengan cara memfotokopi ulang barengan sama Joni.
Seneng sih, latian padus. Nyanyi-nyanyi bareng sama spesimen orang baik Smukie yang jumlahnya makin dipertanyakan. Seneng aja, gitu. Tapi takut juga sih. Secara hari lombanya makin lama makin deket. I'm getting cold feet already. Yeah, yeah, as if I'm getting married or what. Jadi inget sama Phoebe.
Yah, pokoknya intinya gue mulai merasa grogi.
So much things to do, so little time to do them in.. I have to work hard this week..
Are you guys having a great long-weekend? Oh, tell me about it.
Luvyah.
--balthazor66
...Kau buatku terjatuh dan terjatuh lagi
Kau buatku merasakan yang tak terjadi
Semua yang terbaik dan yang terlewati
Semua yang terhenti tanpa kuakhiri...
Yep. Betul. Lagunya Peterpan, band Indonesia yang statusnya sekarang sudah memasuki tahap once-popular-now-struggling-to-stay-in-place. Lagu ini dulu sempet ngebum abis, dan pernah jadi lagu wajib dimana-mana kita berada. Mulai dari radio paling hip se-Jakarta yang pernah ngejadiin versi akustikannya lagu ini jadi soundtrack drama radionya, sampe pengamen-pengamen jalanan bergitar mainan yang mangkal di lampu merah. Well, I had gotten enough of this one song, frankly because it was played all TOO MUCH to bear. The Law of Diminishing Returns, anyone? Hahaha. *dijambak-jambak*
Tapi, hari ini, strangely enough, waktu gue denger versi akustikannya lagu ini, lagu yang sama, di CD Player kamar gue tadi pagi, tiba-tiba gue berenti. Bingung. Soalnya ada sesuatu di lagu ini yang nyentuh hati gue, somehow.
Yah, kalo mau lebih exact-nya sih ya, bagian bridge yang diatas itu yang bener-bener bikin gue serasa digampar.
Bikin gue inget sama satu orang. Orang itu.
Dunno, bingung aja, gitu.
Masalahnya sisa-sisa perasaan yang dulu sempet pecah berkeping-keping itu ternyata nggak semuanya tersapu bersih. Masih ada yang ketinggalan di lantai. Dan sisa-sisa pecahan itu sekarang teriak-teriak, cari perhatian. Bikin getaran di dada, that RUSH, muncul lagi.
Gila. Bodoh banget kan kalo gue lama-lama bisa ngalamin yang namanya CLBK sama orang yang salah, as my friends put in.
Halooo-o-o-o, seseorang diluar sana, nyadar nggak lagi diomongin??
*ngetok-ngetok jendela dengan tampang frustasi*
Anyway.
Hari-hari gue belakangan ini didominasi oleh latihan padus yang frekuensi dan intensitasnya makin lama makin bertambah. Fiuh. Dan alhasil partitur Lord of The Dance gue sekarang sukses hancur lebur robek-robek gara-gara terlalu sering dibolak-balik dengan kecepatan gila dan kekuatan penuh saking emosi nyanyinya. And when I say robek, I don't mean the edge-tearings yang bikin pinggir-pinggirannya gerebesan. Nope, I'm talking about the extreme robek here. Yang bikin partitur gue berbentuk lebih kayak kertas bekas gorengan daripada partitur.
So? Akhirnya gue memperbaharui partitur gue ini dengan cara memfotokopi ulang barengan sama Joni.
Seneng sih, latian padus. Nyanyi-nyanyi bareng sama spesimen orang baik Smukie yang jumlahnya makin dipertanyakan. Seneng aja, gitu. Tapi takut juga sih. Secara hari lombanya makin lama makin deket. I'm getting cold feet already. Yeah, yeah, as if I'm getting married or what. Jadi inget sama Phoebe.
Yah, pokoknya intinya gue mulai merasa grogi.
So much things to do, so little time to do them in.. I have to work hard this week..
Are you guys having a great long-weekend? Oh, tell me about it.
Luvyah.
--balthazor66
Tuesday, April 04, 2006
...the turning point...
Ha-duh. Halo semua. How was the long weekend?
Anyway, JJ sedang ingin membahas sesuatu nih.
Kemaren, kira-kira beberapa hari yang lalu, waktu lagi smsan dang ngobrol sama seorang teman lama gue, dia unexpectedly sempet ngomong satu kalimat fenomenal yang gue quote tanpa izin di bawah ini.
"Je, kenapa ya.. Setiap kali ada sesuatu yang baik terjadi di hidup gue, selalu aja ada titik balik?"
Wah. Pas gue baca smsnya dia yang memuat kalimat ini, gue sempet diam bentar. Mencerna kira-kira apa maksudnya.
Titik balik? Hmm..
Oh. Nangkep. Maksudnya turning point ya?
Ehm. Bagi yang tidak mengerti, yang dimaksud dengan istilah turning point menurut kamus istilah JJ adalah suatu masa dimana semuanya berbalik seratus-delapan-puluh derajat. A time when everything changes direction. Yang baik jadi buruk, yang buruk berubah oke. Dan emang nggak bisa dibantah lagi kalo hal begini, this so-called turning point, sering banget terjadi dalam hidup kita, nyadar ato enggak.
Tentu saja gue nggak lagi ngebahas tentang koordinat titik balik yang kita pelajari dalam matematika. [My apology goes to you maths experts out there; sorry guys I can't even remember the right formula! >_<] Tapi, in some ways, hidup kita bisa aja digambarkan persis seperti sebuah kurva parabola, yang sejauh apapun melenggang menyeberangi milimeter block pada akhirnya harus mencapai sebuah titik maksimum; sebuah titik dimana ia harus mulai berbalik arah. Dari naik ke turun, juga sebaliknya dari turun ke naik. Kalo nggak, mana mungkin tercipta kurva? Lurus terus jadinya persamaan garis dong..
Nah. Begitu juga analoginya berlaku dalam hidup kita. I'm soooo tired of the old life-is-like-a-wheel analogy. Tapi hidup kita juga bisa diilustrasiin kayak sebuah kurva parabola. Punya titik balik dalam semua hal. Dalam karir. Pendidikan. Cinta. Bahkan dalam arti universal dari hidup itu sendiri. Kita nggak mungkin seneng terus, nggak mungkin juga hancur lebur terus. Di suatu waktu, pasti ada sebuah titik balik, waktu dimana keadaan akan berbalik arah.
Saat kita bahagia, garis itu bergerak naik. Namun jika kebahagiaan itu udah mencapai tingkatannya yang tertinggi, atau udah mencapai batas, titik balik itu akan muncul, sehingga intensitas kebahagiaan kita bisa kembali bergerak turun. Biar nggak lupa diri, istilahnya, dan bisa kembali memijak tanah.
Saat kita menderita, sakit, sedih dan terdera, garis itu merosot turun. Namun ada juga batas bawahnya, dalam arti saat dimana penderitaan kita itu udah mencapai garis akhirnya, dan titik balik itu akan muncul untuk mencerahkan suasana. Membawa penghiburan, solusi, supaya akhirnya kita bisa keluar dari kegelapan itu dan garis itu bergerak naik lagi.
Jadi, menurut gue, titik balik itu ada untuk menyeimbangkan kita.
...Besides, wouldn't it seem so unfair if we experience too much happiness, or even too much pain?
This is where this turning point becomes useful. To BALANCE everything.
Karena di titik ekuilibrium itulah, hidup manusia akan sempurna.
Setuju?
--balthazor66
Anyway, JJ sedang ingin membahas sesuatu nih.
Kemaren, kira-kira beberapa hari yang lalu, waktu lagi smsan dang ngobrol sama seorang teman lama gue, dia unexpectedly sempet ngomong satu kalimat fenomenal yang gue quote tanpa izin di bawah ini.
"Je, kenapa ya.. Setiap kali ada sesuatu yang baik terjadi di hidup gue, selalu aja ada titik balik?"
Wah. Pas gue baca smsnya dia yang memuat kalimat ini, gue sempet diam bentar. Mencerna kira-kira apa maksudnya.
Titik balik? Hmm..
Oh. Nangkep. Maksudnya turning point ya?
Ehm. Bagi yang tidak mengerti, yang dimaksud dengan istilah turning point menurut kamus istilah JJ adalah suatu masa dimana semuanya berbalik seratus-delapan-puluh derajat. A time when everything changes direction. Yang baik jadi buruk, yang buruk berubah oke. Dan emang nggak bisa dibantah lagi kalo hal begini, this so-called turning point, sering banget terjadi dalam hidup kita, nyadar ato enggak.
Tentu saja gue nggak lagi ngebahas tentang koordinat titik balik yang kita pelajari dalam matematika. [My apology goes to you maths experts out there; sorry guys I can't even remember the right formula! >_<] Tapi, in some ways, hidup kita bisa aja digambarkan persis seperti sebuah kurva parabola, yang sejauh apapun melenggang menyeberangi milimeter block pada akhirnya harus mencapai sebuah titik maksimum; sebuah titik dimana ia harus mulai berbalik arah. Dari naik ke turun, juga sebaliknya dari turun ke naik. Kalo nggak, mana mungkin tercipta kurva? Lurus terus jadinya persamaan garis dong..
Nah. Begitu juga analoginya berlaku dalam hidup kita. I'm soooo tired of the old life-is-like-a-wheel analogy. Tapi hidup kita juga bisa diilustrasiin kayak sebuah kurva parabola. Punya titik balik dalam semua hal. Dalam karir. Pendidikan. Cinta. Bahkan dalam arti universal dari hidup itu sendiri. Kita nggak mungkin seneng terus, nggak mungkin juga hancur lebur terus. Di suatu waktu, pasti ada sebuah titik balik, waktu dimana keadaan akan berbalik arah.
Saat kita bahagia, garis itu bergerak naik. Namun jika kebahagiaan itu udah mencapai tingkatannya yang tertinggi, atau udah mencapai batas, titik balik itu akan muncul, sehingga intensitas kebahagiaan kita bisa kembali bergerak turun. Biar nggak lupa diri, istilahnya, dan bisa kembali memijak tanah.
Saat kita menderita, sakit, sedih dan terdera, garis itu merosot turun. Namun ada juga batas bawahnya, dalam arti saat dimana penderitaan kita itu udah mencapai garis akhirnya, dan titik balik itu akan muncul untuk mencerahkan suasana. Membawa penghiburan, solusi, supaya akhirnya kita bisa keluar dari kegelapan itu dan garis itu bergerak naik lagi.
Jadi, menurut gue, titik balik itu ada untuk menyeimbangkan kita.
...Besides, wouldn't it seem so unfair if we experience too much happiness, or even too much pain?
This is where this turning point becomes useful. To BALANCE everything.
Karena di titik ekuilibrium itulah, hidup manusia akan sempurna.
Setuju?
--balthazor66
Subscribe to:
Posts (Atom)