Wehehehe... emang dasarnya banci tampil yah gue...
Ini ada sebuah penggalan cerita yang mau gue share ke lo semua... bagian dari novel gue sih, yang kayaknya keluarnya masih rada lama... Hehehe..
Eniweiz... Hope u guys like it! Jangan lupa komen yahh abis baca... Luv yah.
--balthazor66
*****
Tujuh dua puluh.
Teriring detik-detik yang berlalu dengan dentingan jarum jam yang seperti mengejar janji pada raga bersimbah peluh.
Pisau itu berkilat, memantulkan cahaya lampu, tergenggam erat di tangan kanannya.
Sementara ia masih berpikir.
Berbareng rasa rindu yang kian terus mengalir.
Bisu…
Tidak menjawab
Tidak menoleh
Dalam hati satu luka tertoreh
Berteriak sayang tidaklah boleh
Diam-diam air mata meleleh…
Matanya menatap nanar, terfokus pada dinding bercat putih yang berdiri kokoh di hadapannya.
Berulang putaran pita film memori yang terpatri dalam ingatannya.
Suara itu…
Tawa itu…
Semua senyuman manis yang trenyuh membawa haru…
Tiga menit berlalu dalam keheningan samudra biru. Dan sang siluet itu terhanyut dalam gulungan ombaknya.
Tidak menjawab
Tidak menoleh
Dalam hati satu luka tertoreh
Berteriak sayang tidaklah boleh
Diam-diam air mata meleleh
Jatuh…
Namun tiba-tiba ia tersadar.
Seluruh kenangan indah itu, segala bahagia yang dulu nyata di depan mata, telah lama berlalu darinya.
Terbayang ucapan selamat tinggal yang masih jelas terdengar di dua telinganya. Beserta senyuman terakhir pada suatu bulan purnama.
Dan genggaman tangan kanannya pada gagang pisau itu perlahan bertambah kuat saja.
Tujuh tiga puluh.
Ujung belati itu kian berkilat mengancam.
Keheningan terpecah degupan jantung yang memburu. Sementara tangan kanan itu pelan-pelan naik terangkat.
Keringat menetes dari kedua sisi wajahnya. Bercampur bulir air mata yang juga mengalir deras.
Disempatkannya menatap belati pencabut nyawa itu sekali lagi, bertanya-tanya ragu dalam hati.
Jadi inikah akhir semua?
Tetap tidak menjawab
Tetap tidak menoleh
Tetap tidak menjawab
Tetap tidak menoleh
Tetap tidak menjawab
Tetap tidak meno---
Waktu seakan berhenti saat pisau itu tajam menyayat pergelangan tangan kirinya.
Teriring derit pintu membuka, diikuti panggilan merdu suara seorang wanita muda.
"…William?"
*****
Tuesday, July 12, 2005
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment